Sudah Lengkap

18.8K 432 43
                                    

Aneh sih baru nanya sekarang, kalian bisa kenal aku dari mana??

Dan yg udah kenal aku sejak lama, sejak tahun berapa tuh kalian kenal aku??

Happy Reading! 😘

👶👶👶

Pagi ini dibuka dengan Freya yang masih setia bergelung manja di dalam dekapan hangat milik suami tercintanya, Adam Ganendra.

"Ngomong-ngomong, Mas ingat nggak kalau dulu Mas sering banget ngatain aku anak kecil? Mana pake ngejek kalau dadaku rata lagi!"

Adam terkekeh. Manggut-manggut tanda ia ingat. "Iya, Mas ingat." Lalu kembali terkekeh, merasa geli mengingat kilas kejadian kala itu. "Tapi kan kamu memang anak kecil, Frey." Kedua matanya mengerling jahil ke arah Freya yang sudah kelihatan gondok. "Anak kecil yang sudah bisa buat anak kecil, lebih tepatnya."

Freya berdecak. "Itu lagi, itu lagi. Aku yang denger aja sampai bosan."

Adam tergelak hebat. "Terus, kalau soal dadamu yang rata kan juga bener-"

Freya melotot tajam. Hidungnya sudah kembang kempis, persis seperti Bintang yang lagi dalam mode Banteng. "MAS MAU TIDUR DI LUAR YA?!!"

Adam yang belum menyadari kemarahan istrinya pun dengan santainya malah balas, "Lah? Mas kan belum siap ngomong, kok kamu udah mencak-mencak duluan, sih?"

"Oh gitu. GITU!! Paham saya tuh."

Mendengar kata 'saya' terucap dari mulut Freya membuat Adam seketika tersadar bahwa istrinya itu sedang dalam mode senggol dikit bacok, apalagi ditambah dengan nada sinisnya itu.

Adam menelan ludahnya terlebih dahulu sebelum kemudian buru-buru membenarkan maksud dari perkataannya tadi. "Nggak, sayang. Bukan begitu. Maksud Mas tadi, itu kan dulu. Gunung kembarmu ini kan memang masih rata dulu, sebelum kamu hamil si kembar." Adam berusaha mendusel-dusel ke tengah-tengah gunung kembar yang sekarang sudah berubah jadi bantal empuk itu. "Kalau setelah kamu bawa Kenzo dan Kenzi di perut kamu sampai sekarang kan udah beda banget bentuk dan ukurannya."

Mendengar kata 'ukuran', Freya memang senang. Hatinya sudah luluh. Tapi, saat telinganya menangkap kata 'bentuk', entah kenapa rasanya Freya mau meletus lagi lalu melahap Adam habis dengan lahar kemarahannya yang sedang membara hebat saat ini.

"Mas Adam!! Bentuk apa maksudnya?! Jadi loyo dan lemas gitu? Merosot ke bawah kek perosotan di taman main anak-anak?!"

Maklum, Freya baru saja beberapa minggu yang lalu lahiran dan semenjak itu, bentuk badannya juga masih belum terlalu pulih dan kembali seperti semula. Seperti Freya yang mungil namun bahenol di bagian-bagian yang tepat.

Adam jadi gelagapan. Berhenti sebentar untuk berpikir. Memilah-milah kata yang tepat untuk menghibur sekaligus meluruskan kesalahpahaman yang terjadi di antara mereka berdua.

"Nggak gitu, istriku." Adam bangkit dari berbaringnya lalu beringsut duduk ke hadapan Freya yang sudah lebih dulu duduk beberapa menit yang lalu.

Sambil menarik dan membungkus tangan mungil Freya dengan tangannya yang besar, Adam berucap, "Di mata Mas, kamu akan selalu tetap cantik. Dan kalau soal khawatir jadi jelek, seharusnya Mas lah yang khawatir karena sebentar lagi kan Mas udah mau bau tanah."

Freya mendelik tak suka. "Ih, Mas Adam! Kebiasaan deh! Kan aku dah bilang kalau aku nggak suka denger Mas ngomong kayak gitu."

Adam tertawa. "Nggak jadi marah kan sama Mas?"

Freya mengomel sebel. "Iya, nggak marah. Tapi kesel. Sama aja boong!"

Adam tertawa lagi. Freya yang merasa aneh senyuman lebar masih bertahan tersungging di bibir Adam setelah sekian lama berhenti tertawa pun memutuskan untuk mengikuti arah pandang kedua mata genit suaminya itu berada.

FREYDAM | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang