Bantengnya Bintang

26.5K 779 21
                                    

Happy Reading! 😘

👶👶👶

Adam memeluk Freya dari belakang dan menghujani pipi bersih istrinya itu dengan banyak kecupan. "Morning kiss untuk istriku yang paling cantik seantero bumi."

Freya melengos. "Ya iyalah paling cantik! Kan hanya aku seorang yang berstatus istri dari pria yang bernama lengkap Adam Ganendra."

Adam mengernyit heran saat mendapatkan balasan ketus dari Freya. "Kamu lagi marah ya, Frey?"

Freya enggan menjawab. Ia hanya lanjut mengerjakan tugasnya di pagi hari yaitu membuat sarapan. Untungnya, kalau soal makanan, Adam nggak pernah rewel. Dikasih makan roti tawar yang dioles dengan mentega aja, suaminya itu mau-mau aja memakannya tanpa banyak protes.

Adam menerima sodoran roti dari tangan Freya. "Beneran lagi marah nih?"

Freya mengabaikan Adam sekali lagi. Ia hanya lanjut menyiapkan sepiring roti lagi untuk dirinya sendiri. Tapi kali ini, ia menggunakan selai coklat dan bukannya mentega.

Freya memang sengaja ngasih mentega ke roti milik Adam. Buat apa dan kenapa? Tentu saja sebagai hukuman karena pria itu sudah membuat dirinya merasa kesal dan juga marah!

Adam tidak habis akal. Ia berpindah tempat yang tadinya duduk berhadapan menjadi duduk pas di samping Freya. Tangan kanannya ia gunakan untuk memasukkan potongan roti berukuran sedang ke dalam mulutnya sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk meng coel-coel pinggang ramping Freya.

Freya mendelik tajam—memberi peringatan pada Adam.

Adam tidak gentar. Ia malah memberikan senyuman terbaiknya pada Freya. "Jangan marah lagi ya, Frey?"

Mendengar hal itu, Freya dengan sengaja mengunyah rotinya dengan suara berisik—menunjukkan rasa kesal dan tidak terimanya pada Adam secara tidak langsung.

Adam menggaruk-garuk tengkuknya, merasa bingung. Sebenarnya masalahnya apa sih? Perasaan dia nggak ada buat salah sama sekali deh...

Kenapa istrinya itu malah mengabaikannya seperti ini?

"Frey... saya ada salah ya sama kamu?" tanya Adam pada akhirnya setelah lama berkutat dengan pikirannya sendiri tapi tidak menemukan jawaban juga.

Freya melirik kesal ke arah Adam. "Pikir aja sendiri!"

Kalau sudah begini ceritanya, Adam jadi nggak bisa berbuat apapun selain terdiam bingung. Wong, dia juga nggak tahu masalahnya apa. Dan kalau soal minta maaf... Gimana dia bisa minta maaf kalau dia aja nggak tahu salahnya apa pada Freya?

Cukup lama mereka saling berdiam diri sampai kemudian...

Adam memanggil Freya dengan nada yang tidak pernah ia gunakan sebelumnya pada siapapun. Hanya Freya seorang yang berhasil membuat Adam bertingkah seperti yang terjadi saat ini. "Freya sayang..."

Hal itu tentu saja berhasil membuat perhatian Freya teralihkan sepenuhnya pada Adam.

Freya menaikkan alisnya. Ia berusaha mati-matian untuk menahan senyum gelinya.

Sedangkan Adam mati-matian menahan rasa malunya. Karena sudah terlanjur berjanji untuk terus membahagiakan Freya, maka Adam pasti tidak akan segan-segan untuk melakukan apapun demi bisa membuat istrinya itu merasa bahagia. Termasuk melakukan sesuatu yang menggelikan seperti yang baru saja ia perbuat itu.

Adam meraih tangan Freya lalu menggenggamnya dengan lembut. Ia juga turut menarik kursi Freya mendekati dirinya. Melihat tidak adanya perlawanan yang diberikan Freya, Adam pun semakin memberanikan diri untuk membawa Freya duduk di atas pangkuannya.

FREYDAM | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang