Pengakuan Cinta

5.5K 338 18
                                    

Happy Reading! 😘

👶👶👶

Tak ada angin, tak ada hujan... Frey, lo emang aneh banget deh! Keabsurdan lo totalitas banget!

Setidaknya kalau mau bilang cinta, lo harus bangun suasana romantis dulu kek! masa ini main ceplas-ceplos aja sih?!

Makanya lain kali minta tutor dari Jeje sana! Sahabat lo yang satu itu kan pakarnya dalam hal cinta-cintaan! Tapi sayang masih jomblo dan nasib percintaannya selalu buruk. Ngenest kan? masa pakar cinta tapi-

"Heh, enak aja! Itu namanya bukan ngenest! Tapi macam istilah terkenal itu loh, 'Coaches don't play!'. Nah, itu gue!" potong Jeje tak terima dipojokkan dan dihina sedemikian rupa.

Dahlah capek! Mending kita balik aja ke kamar Adam-Freya.

Freya mengulang pengakuan cintanya sekali lagi—menegaskan. "Aku cinta sama Om Adam!"

Sebenarnya, Freya susah-payah mengesampingkan ego serta rasa gengsinya supaya ia bisa bilang 'I love you' duluan pada Adam.

Kenapa harus Freya yang duluan bilang begitu?

Tentu karena dia takut kehilangan Om Adamnya. Apalagi semenjak kedatangan Freyha dan Shanon, membuat Freya jadi ketar-ketir sendiri, merasa khawatir kalau suatu waktu bisa saja ada pelakor beneran yang ingin merebut suaminya dari dirinya.

Lagipula, seperti pepatah yang sering Freya dengar: lebih cepat lebih baik.

Freya tak mau ulur-ulur waktu lebih lama lagi. Selain karena ia takut kelupaan buat jujur tentang perasaannya pada Adam, ia juga takut kalau suaminya itu malah terlanjur keenakan bersamanya karena mereka sudah terbiasa merasa saling nyaman sama satu sama lain, sampai-sampai mereka jadi merasa tidak perlu untuk menyatakan cinta lagi. Padahal itu juga penting untuk keberlangsungan hubungan pernikahan mereka.

Terkadang, tindakan memang berbicara lebih keras dari kata-kata. Tapi ada kalanya juga, tindakan juga butuh kata-kata untuk memperjelas. Supaya tidak ada pihak satupun yang merasa seperti sedang digantung oleh pihak lainnya.

Intinya, Freya menyatakan rasa cintanya duluan untuk memberi Adam kepastian. Jadi, sekarang hanya tinggal menunggu Adam untuk membalas balik ungkapan perasaannya pada Freya—gantian memberikan kepastian pada Freya yang mana berstatus istrinya sendiri dan bukan sekedar pacarnya saja. Atau mungkin... sebaliknya, Adam justru menolak perasaannya.

Tapi kan... Saat masih jadi pacar aja butuh kepastian, apalagi kalau sudah jadi istri.

Adam hanya bisa terbengong bingung. "Hah?" Matanya mengerjap-ngerjap tidak percaya. "Kamu bilang apa barusan?"

Dia nggak lagi salah dengar kan kalau istrinya itu baru bilang mencintainya? Adam nggak lagi halu kan?

Eh, tapi... kok istrinya itu tiba-tiba mengaku rasa cintanya begini sih? Kayak, kenapa? Apa alasannya?

Adam kan jadi terkaget-kaget begini karena nggak nyangka banget!

Freya mendengus kesal. "Sudahlah, lupakan saja!" Ia pun membaringkan badannya ke atas tempat tidur lalu bersiap-siap untuk tertidur. "Mending aku tidur aja."

Teringat akan sesuatu, Freya pun bangkit lagi. Ia dengan serta-merta menarik kedua tangan Adam kuat-kuat lalu mendorong-dorong badan pria itu menuju pintu.

Adam yang sudah berada di luar pintu kamar pun hanya bisa terdiam dengan raut kebingungan.

Tanpa menunggu reaksi Adam, Freya pun langsung saja membanting tutup pintu kamar dengan sangat keras—tepat di depan wajah cengo suaminya langsung. Sampai-sampai hal itu berhasil membuat Adam tersentak dari lamunannya hanya dalam hitungan sepersekian detik.

FREYDAM | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang