Mati Lampu

17.6K 841 24
                                    

Happy Reading! 😘

👶👶👶

Sehabis nonton dan mampir ke restoran buat makan malam terlebih dulu, Adam baru mengantar Freya balik ke rumah orangtuanya.

"Om, ini kopinya sudah siap-"

Freya spontan menghentikan ucapannya serta langkahnya saat mendengar ucapan Adam untuk orang yang berada di seberang telpon sana.

"Tidak perlu lagi dok. Freya sudah hamil ternyata. Jadi, nggak usah melakukan inseminasi buatan itu lagi. Iya, makasih dok."

Tubuh Freya menegang seketika. Ingatannya tiba-tiba terlempar pada hari itu. Hari dimana ia menemani kakak iparnya untuk check-up.

Bagaimana bisa ia melupakan hal itu? Bahwa ia pernah tidak sengaja melakukan proses inseminasi buatan tersebut.

Jadi, ia tiba-tiba hamil bukan karena tanpa adanya alasan yang jelas maupun logis? Bukan juga karena diperkosa oleh tukang becak.

Tapi... karena inseminasi buatan yang ia lakukan waktu itu; gara-gara kesalahan sang perawat yang mengira kalau Freya adalah Freyha, wanita yang seharusnya menjalani proses inseminasi buatan tersebut.

Dan... dan... ayah dari bayi yang ia kandung itu adalah...

"Om Adam?" gumamnya berbisik pada dirinya sendiri.

Kedua matanya sontak membelalak hebat tatkala ia baru menyadari fakta yang baru saja ia ketahui beberapa menit yang lalu.

Kenapa harus om Adam yang menjadi ayah dari bayi yang berada di dalam rahimnya ini?

Freya geleng-geleng, menolak untuk percaya. Tidak mungkin om Adam. Hatinya berbisik demikian.

Kalaupun memang Adam lah pria yang menjadi penyebab kehamilannya saat ini, terus kenapa pria itu harus sampai membohonginya waktu itu?

Jujur, Freya benci pembohong! Dan saat ini, Freya baru saja mengetahui kalau om Adam yang ia kenal adalah seorang pembohong.

Menurut Freya, sesusah dan sesulit apapun kebenaran itu, Adam seharusnya berkata jujur padanya. Kalaupun Adam belum siap memberitahunya akan kebenaran itu, ya nggak papa, Freya pasti akan memberi Adam waktu yang lebih lama. Tapi bukan berarti, Adam jadi sampai harus membohonginya seperti waktu itu hanya gara-gara alasan bahwa pria dewasa itu belum siap memberitahukan hal tersebut padanya.

Mana sampai membual kalau tukang becak sudah merebut keperawanannya lagi!

Rasanya Freya mau nangis sekarang saking malunya dia; karena waktu itu, kenyataannya, ia malah menangis kejer, padahal hal tersebut tidak diperlukan sama sekali.

Freya benar-benar benci sama Adam karena sudah tega melakukan hal itu padanya! Terutama karena Adam sudah membohonginya!

Adam yang sudah mengakhiri panggilannya dengan dokter Dewi pun membalikkan badannya. Keningnya berkerut saat melihat Freya berdiri di hadapannya dengan mata berkaca-kaca namun tersirat rasa amarah juga benci di dalamnya.

Freya mengusap air matanya yang baru saja jatuh membasahi pipinya. "Aku benci om Adam! Om Adam pembohong!"

Setelah berucap seperti itu, Freya pun membalikkan badannya berniat meninggalkan Adam sendirian di ruang tamu. Tapi, ia teringat akan kopi yang ia bawa untuk Adam tadi.

Freya pun membalikkan badannya lagi, menghadap Adam yang masih berdiri dengan raut wajah kebingungan.

Adam agak tersentak saat merasakan kemejanya basah akibat siraman kopi yang diseduh Freya tadi. Untung kopinya sudah tidak mengepul lagi dan sudah lumayan dingin, jadi dada Adam tidak sampai kepanasan apalagi terbakar.

FREYDAM | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang