Cemburu Buta

7.5K 340 24
                                    

Happy Reading! 😘

👶👶👶

Adam mengerutkan keningnya—heran. "Buat apa kamu ikut? Kan saya hanya mau bahas soal kerjaan doang sama Shanon."

Freya bersedekap dada, mengangkat dagunya tinggi-tinggi, menantang Adam. "Terus kenapa memangnya kalau aku ikut sama Om kalau memang benar kalian hanya bahas soal kerjaan doang?"

Skak mat! Adam tidak tahu harus menjawab apa.

Melihat itu, Freya pun tersenyum penuh kemenangan. "Om nggak bisa jawab kan? Kalau gitu, aku jadi ikut dong ke restoran itu."

Adam menghela nafas lalu mengangguk. "Oke deh, terserah kamu aja kalau kamu memang masih ngotot minta ikut. Tapi jangan rewel kalau merasa bosan. Apalagi merengek minta dianterin pulang."

Freya hanya mengangguk setuju.

Adam menuding Freya. "Saya udah ingetin kamu, loh. Awas aja kalau kamu masih-"

Cup!

Freya mengecup bibir Adam sekilas. "Om berisik banget deh! Tinggal berangkat saja harus pake ngomel-ngomel segala. Padahal-"

Cup!

Giliran Adam yang membungkam mulut Freya. Tapi tentu saja kali ini lebih lama dari giliran Freya yang tadi.

Adam terkekeh puas melihat hasil dari perbuatannya itu. "Sekarang siapa yang ngomel-ngomel, hm?"

Freya cemberut. Mengusap-usap bibirnya yang sudah belepotan lipstik. "Gara-gara Om Adam nih, bibirku jadi belepotan lipstik begini!"

Adam terkekeh lagi. Ia mengacak-acak rambut Freya gemas. "Selagi masih dalam mode belepotan gitu-" Adam menghentikan pergerakkan Freya yang hendak memperbaiki riasan bibirnya. "Eits, jangan dibersihkan dulu, Frey!"

Freya mengangkat alisnya. "Emang kenapa, Om?"

"Biar kita masih bisa berciuman lagi-" Freya refleks mencubit pinggang Adam dengan sangat pedas. "ADUH, FREY, SAKIT!" teriak Adam mengerang kesakitan.

Freya mendelik kesal. "Makan tuh ciuman!" Ia pun buru-buru berjalan menuju meja riasnya sebelum bibirnya kembali menjadi santapan bibir suami nyebelinnya itu.

masih sambil menggerutu, Freya mulai memperbaiki lipstiknya.

Adam yang sudah berada di belakang Freya pun jadi gemas sendiri. Jari telunjuknya menunjuk ke arah bibir merah Freya yang warna alaminya adalah warna pink dari cermin. "Tuh bibir kenapa pake di manyun-manyunin segala? Pengen dicium lagi ya?"

Freya melotot. Membalikkan badannya, menatap nyalang ke arah Adam. "Apa sih Om?! Siapa bilang-"

Cup!

Adam kembali mencium bibir Freya. Beberapa kali.

Nggak usah ditanya jumlahnya. Karena jumlahnya tak terhitung lagi, hehe.

Freya terdiam tapi matanya menghunus tajam ke arah Adam.

Sebelum pinggangnya menjadi sasaran empuk cubitan maut Freya, Adam buru-buru keluar dari kamar dan melarikan diri.

Tapi sebelum dia benar-benar menghilang di balik pintu, sempat-sempatnya ia berkata, "Saya nggak salah ya, Frey. Salahkan bibirmu yang terlalu menggoda itu! Ngomong-ngomong, kalau sudah siap, kamu cepetan ke bawah. Saya mending tunggu kamu di dalam mobil aja."

Freya mendengus kesal. "Ya iyalah mending tunggu di dalam mobil! Khas suami yang lagi takut kena amukan istri banget, tuh!"

👶👶👶

Pada akhirnya, Freya jadi ikut Adam bertemu dengan Shanon yang akan lanjut membahas perihal kontrak kerja mereka karena waktu itu sebagian waktu mereka terpotong hanya untuk 'permainan' yang direncanakan oleh Shanon kala itu.

FREYDAM | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang