Akhirnya Bertemu

25.9K 1.5K 36
                                    

Happy Reading! 😘

👶👶👶

Freya langsung pergi begitu saja dari hadapan si om-om itu. Dia sekarang sedang berjalan cepat untuk mengkonfrontir mamanya.

Kejora menatap bingung Freya. "Kenapa kamu? Kok melotot-melotot gitu ke mama?" Dia menunjuk kedua bola mata Freya yang membulat dan menatapnya kesal. "Mau mama congkel tuh bola mata?"

Freya mendengus kesal. Ia berkacak pinggang, menatap sang mama dengan mata memicing sengit. "Mama bohong kan?!"

Semburan Freya yang nggak berakar membuat Kejora mengernyit heran dan ikut-ikutan merasa kesal. "Apa sih Frey?! Mama nggak ngerti kamu lagi ngomong apa! Coba jelaskan dengan jelas dan benar, biar mama paham kamu lagi mau debatin masalah apa!"

Freya bersedekap dada. "Tadi Freya ngomong sama om-om."

Kejora menatap aneh Freya. "Lah, terus? Urusan dan hubungannya sama mama apa?" Ia lalu melotot dan menatap curiga Freya. "Jangan bilang kalau kamu suka sama om-om!" Ia pun celingak-celinguk ke sekelilingnya untuk melihat siapa gerangan om-om yang dimaksud oleh Freya barusan. Siapa di antara teman maupun sahabatnya yang berjenis kelamin laki-laki (tentunya) yang berhasil memikat hati putri satu-satunya itu?

Freya menggeram kesal. "Mama!" Ia menatap sebal Kejora. "Bukan itu maksud Freya! Kalaupun Freya suka om-om, ya Freya juga nggak mungkin gebet teman ataupun sahabatnya mama sama papa."

Ia pun mendengus. "Mama macam nggak tahu aja om-om yang Freya maksud itu adalah ahjussi-ahjussi korea yang masih cocok dipanggil oppa!"

Kejora tertawa. Ia mengangguk-ngangguk. "Iya yah, mama sempat lupa."

Freya hanya mendengus.

Saat teringat akan tujuan sebenarnya, ia pun kembali melayangkan tatapan sengitnya pada Kejora.

Kejora yang juga nggak mau kalah, balas menatap sengit Freya.

Alhasil, ibu-anak itu malah jadi saling melemparkan tatapan tajam tanpa sadar kalau waktu bisa berjalan dengan sangat cepat.

Bintang yang melihat kedua perempuan tercinta, terkasih dan tersayangnya saling adu kontes mata dari jauh pun menghampiri mereka lalu berdiri di tengah sambil mulai menghitung detik.

Sudah lebih dari dua menit dan ini hampir menit ketiga, tapi Freya maupun Kejora nggak ada yang mau ngalah dan ngedip duluan. Bintang jadi khawatir apalagi saat melihat empat mata itu mulai memerah dan sedikit berair.

Bintang menjentikkan jarinya ke depan mata Freya dan menghembuskan nafasnya ke depan mata Kejora dalam waktu yang bersamaan. Ia melakukan itu dalam satu waktu supaya kedua perempuan itu tidak ngomel-ngomel kepadanya karena telah membuat mereka kalah.

Kalau begini kan, Freya maupun Kejora jadi tidak bisa protes karena nggak ada di antara mereka yang kalah, melainkan berakhir seri.

Tapi ternyata dugaannya salah, Freya dan Kejora menatap sengit pada Bintang.

Bintang menggaruk-garuk tengkuknya bingung. Dia salah ya?

Oh, astaga! Dia lupa kalau itu juga bisa menimbulkan masalah. Kalau mereka seri, jadi buat apa kedua perempuan ini saling adu tatap-tatapan dari tadi? Sia-sia dong!

Bintang meringis lalu nyengir. "Maaf." Dia menunjukkan simbol peace. "Damai ya, jangan marah."

Kejora hanya mendengus lalu melunakkan tatapannya pada Bintang sedangkan Freya masih menatap tajam Bintang tanpa ampun.

Freya juga ikut-ikutan menatap tajam Kejora karena tadi dia belum merasa puas. Ia melakukan tatapan sengit itu berganti-gantian. Beberapa detik pada Kejora dan beberapa detik selanjutnya pada Bintang. Gitu aja terus sampai beberapa menit berjalan tanpa henti.

FREYDAM | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang