Tercebur Kolam

6.4K 430 21
                                    

Happy Reading! 😘

👶👶👶

Kini Adam dan Freya sudah balik lagi ke rumah besar mereka sedangkan Santi lebih memilih untuk tetap tinggal di kampung saja.

Alasannya sih sederhana banget.

Katanya dia ingin lebih lama tinggal di sana supaya dia bisa menghirup udara segar banyak-banyak sebelum kemudian ia berangkat menuju benua Eropa minggu depan buat ngabisin duit Adam lagi dan lagi.

Dan disinilah Adam sekarang. Lebih tepatnya, ia sedang berada di belakang rumah untuk memberi makan ikan-ikan cupang kesayangan istrinya itu.

Eits, tunggu dulu! Jangan pikir mentang-mentang Freya menyayangi mereka seperti anak sendiri, dia lah yang mengurus semua keperluan dan kebutuhan mereka.

Tentu saja tidak begitu!

Sudah dua minggu lamanya, para ikan cupang itu tinggal di rumah bersama mereka. Dan selama itu pula Adam lah yang selalu sibuk mengurus dan membesarkan mereka seperti anak sendiri.

Sedangkan Freya? Apa yang dilakukan wanita muda itu?

Tentu saja dia hanya terus mengekori Adam ke belakang buat nontoni Adam, setiap kali suaminya itu sedang sibuk mengurusi 'anak-anak' mereka itu.

Freya pikir kalau hal itu adalah tontonan yang sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja.

Seperti saat ini, Adam tengah memberi makan kelimabelas ikan cupang itu sedangkan Freya tengah sibuk mengunyah jajanan sorenya sambil duduk santai di kursi santai yang sudah dipesan jauh-jauh hari tapi baru saja sampai di pagi hari ini di rumah mereka.

Iya, ikan-ikan cupang itu pada akhirnya tidak jadi Dimasukkan ke dalam aquarium besar, melainkan ke dalam kolam ikan yang berukuran sekitar 1 x 2 m.

Kenapa tiba-tiba diganti dan berubah haluan?

Biasalah~

Freya dengan keplin-planannya serta permintaan anehnya yang bisa muncul kapan saja.

Sedangkan Adam? Dia hanya bisa menuruti permintaan Freya dengan catatan ia melakukan itu semua hanya karena ia sedang mencari aman saja.

Mending cari aman kan, daripada cari bahaya? Apalagi cari mati! Mana urusannya sama Freya lagi. Beuh, bisa panjang kali urusannya nanti! Bahkan bisa jadi nggak bakal berjumpa dengan titik penghabisan.

Adam melemparkan segenggam pelet terakhir ke kerumunan ikan-ikan cupang tersebut. "Makan yang banyak ya anak-anakku. Biar kalian bisa pada cepat besar."

Freya yang mendengar hal itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya merasa geli.

Bisa-bisanya Om Adamnya itu ngomong seperti itu ke ikan-ikan cupang kesayangannya. Macam lagi ngomong ke anak manusia aja!

Freya pun mengelus perutnya seraya tersenyum geli. "Liat tuh dek, papamu aneh banget. Bisa-bisanya dia lebih milih buat ngajak ikan ngomong daripada ngajak kamu ngomong."

"Wih, keren! Bumil lagi ngomong sendiri," seru seseorang dari arah sampingnya.

Freya refleks menolehkan kepalanya ke arah si pemilik suara. Keningnya berkerut saat manik matanya menangkap sosok sahabatnya sedang duduk berjongkok di samping kirinya. "Lah? Lo kok bisa ada di sini? Kapan nyampenya coba? Kok gue nggak denger ya?"

Jeje mendengus. Bibirnya manyun—merasa kesal. "Lo nya aja yang budek! Gue udah gedor-gedor pintu depan dari setengah jam yang lalu, tau! Ya karena pintu nggak dibuka-buka juga, gue nyelonong masuk aja daripada harus nunggu selama sejam lagi. Kebetulan juga pintu depan nggak lagi dalam keadaan terkunci."

FREYDAM | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang