Om Gila

26.1K 1.3K 27
                                    

Happy Reading! 😘

👶👶👶

Freya tercengang. "Akunya yang belum siap!" Ia lalu geleng-geleng kepala, tak habis pikir. "Dasar om gila!"

Adam mengangkat alisnya. "Dari segi mana kegilaan saya tampak?"

Ia lalu lanjut bergumam sangat pelan hingga hanya dirinya saja yang bisa dengar. "Padahal belum kutunjukkan gimana gilanya aku di ranjang..."

Freya memandang kesal Adam. "masa gitu aja om nggak sadar?! Ada gitu pria waras yang ngajak anak gadis orang nikah secara tiba-tiba padahal baru juga kenalan?" Freya geleng-geleng kepala lagi, nggak habis pikir dengan si om-om satu ini. "Kayaknya cuman om doang deh! Makanya, om itu om-om gila! Om-om tergila yang pernah aku kenal!"

Adam sama sekali tidak merasa marah maupun tersinggung, ia malah tergelak hebat. Menurutnya, ucapan Freya barusan terdengar sangat lucu dan menggelikan di telinganya.

Freya berucap sinis, "Malah ketawa!" Ia lalu berdecak sebal. "Daripada ladenin om-om gila, lebih baik aku makan-makan!"

Freya pun melenggang pergi, menjauhi si om-om gila menuju ruang makan yang terletak di dekat dapur.

Heran, perasaan dari tadi, semua orang menertawakan dirinya terus! Kesal tahu nggak?!

Freya pun sibuk mengunyah. Hampir semua jenis makanan ringan yang berada di meja makan sudah ia lahap habis.

"Enyak! Manyis bhanget," gumamnya sambil menutup mata dan mengangguk-nganggukkan kepalanya, menikmati cupcake yang sedang ia kunyah.

Adam yang sedari tadi mengekori Freya sampai geleng-geleng kepala. Gadis yang tidak menyadari keberadaannya ini terlihat sangat rakus. Lihat saja, mulutnya aja masih mengembang penuh tapi tangannya sudah meraih makanan ringan lainnya.

Adam geleng-geleng kepala sambil tersenyum geli. Ini pertama kalinya ia melihat seorang perempuan dengan nafsu makan setinggi ini karena biasanya ia dikelilingi oleh wanita-wanita yang selalu diet, menahan nafsu makan mereka.

Freya memekik tertahan saat kepalanya terbentur dada bidang Adam. Ia mendongak. "Ih om kok berdiri di depan aku sih?! Mana tuh dada kayak tembok lagi! Keras banget!"

Adam mengangkat satu alisnya. "Kok kamu nyalahin saya? Kan kamu yang gerak tiba-tiba. Padahal saya sudah berdiri di samping kamu sedari tadi."

Freya mengernyit. Ia merasa tidak percaya. "masa sih?"

Adam terkekeh. "Saking sibuk makan, kamu sampai tidak menyadari sekeliling kamu."

Freya hanya cengengesan. Dia kalau sudah dipertemukan dengan makanan-makanan enak, sudah pasti merasa seakan-akan dunia hanya miliknya seorang. Semua orang mah hanya dijadikan latar belakang yang kebetulan bisa bergerak kesana kemari.

Adam geleng-geleng kepala lalu ia terkekeh geli melihat bibir Freya yang belepotan cream. Ia meraih beberapa lembar tisu yang terletak di meja yang sama lalu mengusap sudut bibir Freya.

Freya membeku di tempatnya. Mulutnya yang sedang mengunyah muffin pun refleks terhenti.

Mereka saling tatap-tatapan dalam diam.

Tak lama kemudian, tatapan mata Adam berpindah tempat, mengarah ke bibir ranum Freya yang berwarna pink. Ia tanpa sadar meneguk ludahnya susah payah.

Adam menjauhkan tisu tersebut dari bibir Freya. Perlahan, wajahnya mulai mendekat ke wajah Freya dengan sendirinya, menipiskan jarak di antara mereka.

Freya masih membeku di tempat, tidak menyadari bahwa wajah Adam semakin mendekat. Ia seolah terhipnotis oleh kedua mata Adam yang mengunci tatapannya.

Adam menutup matanya saat bibirnya menyentuh dan menempel pas di bibir Freya yang terasa sangat lembut.

FREYDAM | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang