Happy Reading! 😘
👶👶👶
"Udah hamil juga, ngapain takut sih Frey?" tanya Adam heran melihat istri kecilnya ketakutan.
Freya menjitak jidat suami tuanya itu. Melotot tajam—menghunus netra hitam milik Adam. "Emang aku udah belah duren apa?! Om gimana sih?! Aku kan hamilnya tanpa ngelakuin itu dulu!"
Adam terkekeh. "Oh, iya. Saya lupa."
Freya mencibir—mengejek Adam. "Dasar om-om pikun!"
"Faktor umur kali, Frey," balas Adam santai sambil mencuri ciuman di bibir pink Freya.
Freya mendelik kesal. "Bisa nggak sih om kalau lagi ngobrol itu—ya fokus ngobrol aja? Jangan curi-curi ciuman dong!"
Adam hanya terkekeh menanggapi gerutuan bernada kesal dari Freya barusan.
"Ketawa terus! Perasaan setiap kali sama aku, kok om ketawa mulu sih? Heran deh." Freya pun mendengus kesal saat melihat tawa Adam bukannya mereda, malah makin membahana dan semakin menjadi-jadi. "Tau ah, capek. Mending tidur aja daripada nemenin om ketawa terus. Serasa kayak lagi nemenin om jadi penonton acara lawak aja aku tuh."
Freya pun membalikkan badannya, membelakangi Adam yang masih saja sibuk tertawa ngakak.
"Frey," panggil Adam pelan, mencari perhatian Freya.
Freya hanya bergumam menanggapi panggilan dari Adam itu. Tiba-tiba saja rasa kantuk menyerang kedua matanya. Mungkin karena ia sudah lelah berdiri seharian di atas altar untuk menyalami tamu.
Freya bahkan sampai heran sendiri tentang apa yang bisa membuat om Adam masih saja kelihatan segar bugar sedangkan dirinya sendiri sudah kelihatan kayak orang yang nggak dikasih makan selama berhari-hari.
Sangat berbanding terbalik bukan?
"Kita itu pengantin baru yang unik tahu."
Mendengar itu, Freya pun spontan membalikkan badannya karena merasa penasaran. "Maksud om apa?"
"Kalau pasutri baru yang lainnya... malam pertama mereka kan, tujuannya adalah untuk buat bayi juga. Sedangkan kita kan hanya untuk merasakan nikmat dan enaknya aja."
Freya yang mendengar hal itu jadi merinding sendiri. Bulu kuduknya naik semua. Plis, ini kenapa om Adam ngomongnya jadi vulgar banget sih? Kan jadi ngeri sendiri...
"Bayi kita kan sudah jadi. Dia sekarang sudah berada di dalam perut kamu," imbuh Adam, tak menyadari raut wajah Freya yang sudah semakin tak enak dipandang oleh siapapun.
Karena tidak tahan lagi—demi kepentingan dirinya sendiri—Freya pun serta-merta membekap mulut Adam begitu saja.
Adam pun refleks memukul-mukul tangan Freya karena merasa sesak nafas.
Tapi karena tangan Freya masih saja betah bergeming di depan mulutnya, kedua tangannya pun melancarkan aksinya untuk meremas kedua bukit kembar milik istrinya yang terasa sangat empuk—mungkin karena istri kecilnya itu suka makan banyak buah alpukat semenjak hamil.
Freya spontan memukul lalu menyentak tangan nakal Adam. "Heh! Apa-apaan ini! Bukannya waktu itu om yang bilang sendiri kalau om nggak suka cewek yang berdada rata? Berpendirian dong om jadi laki!"
Bukannya tersinggung, Adam justru hanya tertawa saja menanggapi hal itu.
"Oh ya, ngomong-ngomong, aku penasaran banget tentang satu hal ini om," celetuk Freya.
Adam mengangkat alisnya. "Tentang hal apa?"
Freya nyengir. "Tentang gimana perasaan om tadi saat diri di atas altar untuk mengucapkan janji pernikahan di hadapan semua orang dan juga di hadapan Tuhan?"
Adam tentu merasa heran akan pertanyaan yang dilontarkan oleh istri kecilnya itu. "Kenapa kamu tiba-tiba kepikiran untuk tanya hal itu?"
Freya tampak kebingungan sendiri tapi walaupun begitu, ia tetap menjawab pertanyaan Adam. "Mungkin karena ini adalah kedua kalinya om kawin?"
Adam menyentil dahi Freya. "Bukan kawin Frey, tapi nikah!"
Kening Freya berkerut bingung. "Hah? Emang kawin sama nikah beda ya om?" Ia lalu bergumam pada dirinya sendiri. "Perasaan artinya sama aja deh. Bedanya apa coba?"
Adam yang masih bisa mendengar gumaman Freya pun mencoba menjelaskan. "Kawin beda sama nikah. Kalau kawin itu mempersatukan dua alat kelamin. Nah, kalau nikah baru mempersatukan kedua manusia dengan jenis kelamin berbeda."
Freya manggut-manggut sambil ber oh ria. "Kalau begitu..." Sorot mata Freya menyiratkan binar penasaran sedangkan bibirnya menampilkan senyum jahil. "Ada berapa cewek yang sudah om kawini?"
Adam pura-pura berhitung. Freya yang sadar akan hal itu pun langsung saja menghadiahkan lelaki itu sebuah pukulan yang cukup keras di lengan kekarnya.
Freya mendelik. "Nggak usah sok ngitung deh om! Bilang langsung aja, bisa kan?"
Adam terkekeh sebentar sebelum kemudian, ia menjawab, "Dua."
"Dua..." Freya manggut-manggut mengerti. "Eh? Tunggu dulu. Dua? masa sih? Kok aku nggak percaya ya?" Freya lalu memasang tampang memelas andalannya ke arah Adam karena ia sudah terlanjur merasa sangat penasaran dan juga kepo. "Kalau aku boleh tahu, siapa tuh dua cewek yang sudah pernah om kawini?"
Oh ya, kalian mau tahu kenapa Freya nggak percaya pas om Adam bilang kalau dia hanya pernah mengawini dua perempuan sepanjang hidupnya?
Tentu saja karena ia kira om Adam itu seorang playboy! Apalagi tampang dan kelakuannya emang mendukung banget.
Tapi ternyata, kenyataannya tidak seperti itu dan malah berbanding terbalik dari dugaan subjektif Freya.
Adam menjawab pertanyaan dari Freya dengan sangat santai. "Mantan istri saya sama kamu."
Freya manggut-manggut mengerti. "Oh... Berarti hanya tante Shanon dan aku." Otak Freya kayaknya lagi ngelag. Mungkin masih tertinggal di altar gereja tadi. "Hah? Eh? Tunggu dulu! Kayaknya ada yang nggak beres deh dari ucapan om tadi." Kedua mata Freya spontan membelalak kaget tatkala otaknya sudah berhasil mencerna ucapan Adam tadi dengan sempurna. "Aku? Tapi kan kita belum-"
Freya menatap nyalang ke arah Adam—yang posisinya entah sejak kapan sudah dan entah bagaimana bisa berada tepat di atas badannya, mengurung serta sedikit menghimpit dirinya—saat merasakan satu hentakan keras di bagian bawah perutnya. Lebih tepatnya, pas di daerah pribadinya langsung.
"OM ADAM!! SAKITTTTT!!!"
👶👶👶
Love,
euoceia
TBC❤
KAMU SEDANG MEMBACA
FREYDAM | END
RomanceAdam Ganendra (40) dipaksa ibunya untuk segera memberikan dirinya seorang cucu. Adam yang memang tidak pernah berkeinginan untuk menikah lagi pun melakukan cara lain yaitu inseminasi buatan. Ia akan mencari seorang wanita yang mau dia bayar untuk me...