14. 🌼Khitbah🌼

34 3 0
                                    

Dikediaman biyan tengah sibuk mempersiapkan untuk mengkhitbah nafisa, disini juga hadir pak bima, kepala sekolah sekaligus paman biyan,

iya berpesan untuk menjaga nafisa baik baik, iya sangat ingin memberi tahu tentang impian nafisa namun dia urung, karena takut mengacaukan acara yang bahagia ini

" biyan kamu sangat beruntung mendapatkan wanita sebaik nafisa, paman harap kamu bisa menjaganya dengan baik, dia telah rela berkorban demi kamu " ujar pak bima

pernyataan pak bima membuat biyan bingung, iya tidak tau apa yang telah nafisa korbankan,

" maksud paman bagaimana, saya gak ngerti, " ujarnya

" tidak biyan, paman hanya berharap kamu bisa membahagiakan nafisa, dan jangan mengecewakanya, " ujarnya sambil menepuk pundak biyan

" insya allah paman aku akan menjaganya "ujarnya

bu aminah yang tak lepas dari senyuman, iya begitu sangat bahagia, karena setelah sekian lama biyan dapat membuka hatinya kembali dan memutuskan akan segera menikah

hal apa lagi yang bisa membahagiakan orangtua selin dia bisa mengantarkan anak anaknya ke gerbang kehidupan baru, iya akan merasa berhasil menjadi orangtua setelah ini, karena menjaga merawat dan mngantarkan ke pernikahan adalah suatu hal tanggung jawab yang tidak mudah, terkadang banyak orangtua gagal menjaga anaknya hinga terjerumus ke dalam kehidupan yang gelap.

" ayo semuanya udah pada siap belum " tanya bu aminah

" mamah semagat banget hari ini," ujar biyan

" tentu saja mamah kan mau ketemu sama calon mamtu mamah tau, mamah udah gak sabar " ujarnya semangat

biyan hanya menggeleng gelengkan kepalanya dan tersenyum

akhirnya merekapun siap dan berangkat menuju rumah nafisa

sedangkan di rumah nafisa tengah sibuk mempersiapkan untuk menyambut tamu, semua orang di rumah nafisa sangatlah bahagia, sesekali mereka menggoda nafisa, dan membuat nafisa malu

kini bu sarah tengah mendandani nafisa, iya sangat bahagia dan iya selalu memberi nafisa nasehat

" naf, tau gak apa yang paling membuat mamah sama bapak bahagia.?" tanya bu sarah

" apa itu mah, tanya nafisa? "

" ya itu bisa menjaga dan mengantarkan putrinya kepada seseorang yang akan menjaganya kelak, mamah sama bapak sangat sayang sama kamu apa lagi kamu satu satunya anak perempuan, selama ini bagi kami kamu adalah putri kecil kami, tanpa terasa seseorang telah meminta kamu, dan membuat kami sadar bahwa kamu kini telah besar, dan sebentar lagi kamu akan di ambil sama suami kamu " ucapnya penuh haru

" mah nafisa akan teteap menjadi putri kecil mamah, mamah gak usah kwatir ya, nafisa gak akan pergi jauh jauh dari mamah ko " ujar nafisa penuh haru keduanya berpelukan

dan tak lama kemudian keluarga biyan telah sampai kerumah nafisa

bu aminah melihat keadaan rumah nafisa, iya melihat kehangatan di rumah ini walau rumahnya begitu sangat sedernhana, manum siapapun akan betah berlama lama disini,

bu aminah pun penasaran dengan penghuni rumahnya

" bian apa ini rumahnya ya.? "tanya bu amina,

" iya mah keluarga nafisa bukan seseorang yang berada, gak apa kan .? " tanya biyan

" bukan begitu bi, rumahnya keliatan hangat " ucapnya

" iya mh begitu juga orang orang di dalamnya " ujar biyan

KELIRU ( NAFISA AULIA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang