32. Pertemuan kembali

8 1 0
                                    

Iya tau cepat atau lambat pertemuan ini pasti akan terjadi, tapi kenapa harus secepat ini, ketakutan yang iya khawatirkanpun telah nyata iya rasakan,

Tiba tiba nafisa merasakan sesak di dadanya, tangan nya bergetar meremas dada sampai buliran bening di pelupuk matanya menetes

Ternyata iya belum siap, bayangan penghianatan berputar di kepalanya kenapa harus sesakit ini gumamnaya

Sedangkan orang yang di lihat nafisa belum sadar akan keberadaan nafisa, iya sedang melihat lihat menu yang akan iya pesan, sampai di mana iya tersadar ketika ada seorang wanita yang iya kenal berlari ke arah toilet
Laki laki itu bergeming, mencerna apa yang sedang terjadi

Batinya berperang pikiranya menebak nebak praduga praduga yang berseliweran di kepalanya

Sedangkan di sisi lain, saat nafisa mulai sesak iya langsung berlari ke arah toilet dan melewati meja yang di tempati alfabian,

Sesampainya di toilet, iya mengatur nafas mencuci wajahnya, menenangkan dirinya bahwa semua akan baik baik saja

Setelah mulai tenang nafisa menelfon abngnya, di deringan ke 2 barurah terdengar suara syam di sebrang sana

| Abang dima.? Apa masih jauh.? | Tanya nafisa

| Ini jalanan nya macet bentar lagii nyampe ko | ujar syam

| Kalo abang masih lama nafisa pulang dulu aja deh ya | bujuk nafisa

| Tunggu bentar naf jangan pulang dulu, ini abang udah deket ko, lagian kamu pulang mau naik apa | jawab syam

| Abang cepetan napa | rengek nafisa

| Kepa sih ada apa.? Ada yang jail .? | Tanya syam

| Gak ada, abang cepetan aja | ujar nafisa

| Iya iya, ya udah ini abang lagi di jalan udahan dulu nlfonya | dan seketika sambunganpun terputus

Dan nafisa meringis kesal saat sambunganya di putus secara sepihak

Mau tida mau iya harus menghadapi ini.

sebalim kembali iya menariknafas kemudian menghembuskanya

Setelah di rasa siap dia berjalan keluar dari toilet, sambil berbicara dalam hati ya Allah ku kira aku telah ikhlas tenyata rasa itu masih ada sampai sekarang, kuatkan hamba untuk menghadapi cobaan ini ya rab.

Pada saat akan kembali kemejanya, iya berpapasan dengan biyan

" Dek " gumamnya dan di tanggapi dengan senyuman oleh nafisa,

Dia mencoba untuk terlihat baik baik saja walau di dalam hatinya sudah ketar ketir, airmaranya pun serasa memerontak inging keluar namun iya menahanya sebisa mungkin

Iya melanjutkan langkahnya menuju mejanya namun terhenti ketika biyan mengintruksi nya

" Dek, bisa kita bicara sebentar.? " Pintanya

Dan nafisa tidak serta merta menerimanya iya diam untuk sejenak, kemudian dia berbicara dalam pikiranya, mari selesaikan nafisa, sampai kapan kamu akan menghindarinya

Setelah itu mafisa menganggukan menyetujui, dan merekapun duduk saling berhadapan

Untuk sesaat keduanya tak bersuara, suasanapun menjadi canggung

" Apa kabar dek.? " Tanya biyan

" Alhamdulillah sehat sebelum ketemu anda " jawab nafisa dan kalimat terkhir hanya di katakan dalam hati

" Alhamdulillah kalo begitu, Adek kapan pulang dari mesir.? " Tanga biyan lagi, entah kenapa pangilan adek masih di gunakan

" Sudah lama pak " jawab singkat nafisa

KELIRU ( NAFISA AULIA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang