36. canggung

9 1 0
                                    

Setelah mengobrol, dan mengajak jalan jalan nurul di taman, sekarang disinilah nafisa duduk di ruang tamu dengan bu aminah serta biyan

" Makasih, makasih sudah mau menemui nurul " ujar biyan, saat itu iya sedang ada di kantor, dan ibunya menghubungi bahwa nafisa sedang ada di rumah nya, biyan langsung saja segera pulang

" Iya, saya gak tau ka nurul bisa separah itu, tadi saya sudah membujuk ka nurul untuk mau di obati, tapi dia masih saja menolak, tolong kerjasamanya untuk menyemangatinya terus, saya akan sering mendatangi ka nurul sampai iya mau di obati " ujar nafisa pada kedua orang di depanya

" Iya itu pasti, makasih udah mau bantu nurul, tadi saya juga lihat sudah ada cahaya di matanya saat mengobrol dengan kamu, semoga saja nurul berangsur baik " ujar biyan

" Aamiin, kalo ada apa apa, atau keluhan yang ka nurul alami, tolong segera beritahu saya yah.

maaf juga saya gak bisa lama lama, insyaallah kalo sempat besok saya kesini lagi" ujar nafisa sambil melirik jam di tangan nya, yang memang sebentar lagi jadwalnya ke rumah sakit

" Kamu mau ke rumah sakit.? " Tanya bu aminah

" Iya mah, ada jadwal oprasi hari ini " ujar nafisa sambil beranjak dari duduknya

" Masya Allah, mamah bahagia kamu bisa raih cita cita kamu, selalu bahagia ya nak " ujar bu aminah sambil mengantar nafisa ke depan

" Aamiin, makasih ya mah, klo gitu nafisa pamit dulu, " ujar nafisa

" Biar saya antar " ujar biyan sambil membawa kunci mobil

" Gak usah pak, saya udah pesan taxi, Assalamualaikum" salam nafisa, masih bersikap judes pada biyan

Biyan yang mendapat sikap judes dari nafisa hanya bisa menghela nafas, ini juga salah dia, ibunya mengusap lengan biyan sambil memandang biyan

" Nafisa orang yang baik, dia bahkan mau membantu orang yang udah nyakitin dia, mamah salut sama dia, semoga dia selalu di beri kebahagian " ujar bu aminah

" Heemm, biyan juga nyesel pernah nyakitin wanita sebaik nafisa " ujar biyan sambil mengelus tangan ibunya yang sedang memegang lenganya

Selama perjalanan, nafisa masih kepikiran soal kondisi nurul, dari penglihatan nya sebagai dokter, nurul harus segera di tangani, apalagi dia sempat melihat nurul memegangi perutnya dengan keringat dingin di dahinya, iya berfikir bagaimna caranya agar nurul mau di obati iya begitu sangat khawatir terhadap nurul

Sesampainya di rumah sakit, nafisa bergegas ke ruanganya, mencari informasi tentang setiap gejala yang nurul alami di komputernya, ketika tenangah fokus membaca, ada panggilan dari sensor pasien gawat darurat

nafisa bergegas mendatangi pasien itu, yang ternyata disanha juga ada rekan rekanya dan juga naufal karena memang ternyata baru datang pasien kecelakaan yang jumlahnya mencapai 10 orang,

Langsung saja nafisa menangani salah satu pasien wanita yang mengalami lula luka di bagian kepalanya, terlihat juga naufal dan yang lainya juga sedang menangani pasien masing masing, dengan serius terutama naufal yang sedang menangani pasien yang hampir saja meninggal

Setelah ketegangan itu usai, dan semua pasien berhasil di selamatkan dan juga telah di tangani, nafisa sempat akan bertabrakan dengan naufal karena berjalan sambil melihat para pasien

" Ah maaf dok " ujar nafisa sambil bergeser ke kiri ternyata naufal melakukan hal yang sama, dan ketika nafisa bergeser ke kanan, naufal juga melakukanya, menyadari hal ini kecanggungan mulai di alami keduanya, terutama pada nafisa mengingat soal pernyataan yang naufal utarakan semalam membuat iya tak bisa bersikap leluasa seperti biasanya

KELIRU ( NAFISA AULIA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang