22. keberangkatan

29 2 0
                                    


Siang itupun nafisa segera berkemas dan di antar bu nisa menuju bandara dan di bandara itupun seorang pembingbing telah menunggu bu nisa dan juga nafisa.

sesampainya di bandara mereka di sambut pembimbing yang menunggu nafisa 

" alhamdulilah akhirnya kalian datang tepat waktu, saya sempat cemas nafisa ketinggalan pesawat, " ujar pembingbing itu 

" alhamdulilah pak, makasih udah memberi saya kesempatan kedua " ujar nafisa 

" itu bukan wewenang saya pusat yang mempertimbangkan  kamu untuk berangkat " ujar pembingbing 

nafisapun tersenyum 

" bapak sudah lama menunggu kami.? " tanya bui nisa 

" tida kami juga baru sampai, yang lainya sedang menunggu di sebelah sana " menujuk kearah kerumunan santri 


______

Di sisi lain bian melajukan mobilnya dengan kencang iya takut tidak sempat lagi ketemu nafisa 

sesampainya biyan di bandara, kemudian di susul nurul dan keluarganya, biyan segera berlari mencari cari nafisa.

Sesampainya iya akan menerobos pembatas, security menghalanginya dan memintanya untuk menujukan tanda pengenalnya. dan terjadilah keributan disana.

dan keributan itupun mencuri perhatian semua orang termasuk bu niasa dan nafisa 

pak biyan  ujar bu nisa, bu nisa dan nafisapun saling memandang keheranan,

dan mereka segela menghampiri keributan itu 

" pak biyan kenapa bapak ada di sini " ujar nafisa 

" nafisa kamu jangan pergi mas minta maaf, mas mau nikah sama kamu, mas juga membawa nurul untuk menjadi bukti bahwa mas benar benar ingin menikah denganmu " ujar biyan dengan penuh permohonan 

" benar naf apa yang terjadi diantara aku dan mas al, maksud aku mas bian adalah masalalu, tolong maafkan aku atas apa yang terjadi akhir akhir ini, aku ingin kita seperti dulu, " ujar nurul sambil menangis 

nafisapun tersenyum dan menghampiri nurul, dan iyapun memegang tangan nurul 

" ka nurul jujur saja awalnya ini memang sulit untuk nafisa, karena nafisa belum pernah mengalami hal seperti ini sebelunya, ini pertamakalinya nafisa membuka hati pada seseorang, namun nafisa mengerti bahwa cinta itu tidak bisa di paksakan, cinta mas biyan hanya untuk ka nurul aku tau itu,

 sekarang pak biyan dan ka nurul bersikap seperti ini karena rasa bersalah, tapi cinta kalian tidak salah, jika aku menerima untuk menikah dengan pak biyan saat ini maka yang sebenarnya aku menyakiti diri aku sendiri, perasaan mas biyan padaku hanyalah rasa kagum karena iya melihatku seolah aku mengingatkannya pada kaka, dan perasaanku pada mas biyan hanyalah rasa nyaman semata yang suatu saat akan hilang dengan seiring waktu " jelas nafisa 

" naf bukan begitu kamu salah paham, kaka berani menjamin bahwa di antara kami hanyalah masa lalu semata, kamu jangan pergi hanya untuk menghindari kami " jelas nurul bersi keras 

" ka dengerin aku yang menjadi orang ketiga itu bukan kaka tapi aku, aku minta maaf untuk itu, aku pergi bukan untuk menghindari kalian, 

kaka tau sendiri kan ini cita citaku sejak lam, kaka sendiri yang mengajariku tentang semua ini, ini sangat berhaga bagiku ka aku sangat berterimaksih untuk itu, akan sangat keterlaluan jika aku menbalasnya dengan merebut cinta kaka " 

" naff kaka... "

" sudah lah ka, aku gak papa ko, aku mohon ka demi aku, menikahlah dengan mas biyan, anggap saja aku dan mas biyan tak pernah ada cerita. aku mohon biarkan aku pergi belajar dengan tenang tanpa membawa beban ini " 

" nafisa..." panggil biyan 

" pak biyan.... " nafisa memelototi biya " sudah. sudah ku putuskan ka nurul akan menikah dengan pak biyan ini tidak bisa di bantah lagi " 

sebuah pengumumaan memberitahu bahwa pesawat yang akan di naiki nafisa akan segera terbang 

dan nafisa juga mendengarnya 

" baik lah aku sudah harus segera pergi, maaf ka aku tak sempat menyiapkan hadiah untuk kalian, tapi aku punya ini ( menunjukan al-quran kesayanganya ) hanya ini yang bisa ku berikan pada kaka " ujar nafisa 

setelah itupun nurul menerimanya da mengucapkan terimaksih kepada nafisa 

dan setelah itu nafisapun pergi, nurul dan biyan memandangi nafisa berjalan menjauh sampai tak terlihat lagi.

-------------------

saat ini aku berada  di dalam pesawat yang sedang terbang  di ketinggian 15.000m itu kata peramugari, aku duduk di dekat jendela, aku sangat bahagia dapat melihat keindahan di atas sini, maha besar Allah atas kuasanya, jika ku pikirkan Allah sangatlah romantis Dia maha tau apa yang terbaik untuk ku, dengan caranya semuanya menjadi indah, tak ku ragukan lagi rencana-Nya jauh lebih bak daripada rencanaku 

ya Allah terimakasih atas nikmat yang telah kau berikan kepadaku , banyak hal yang telah ku pelajari dari semua ini, ketika ku mealkukan sesuatu hal yang baik tetapi dengan cara yang salah dan Kau memperbaikinya dengan menuntunku agar aku melakukanya dengan cara yang benar. 

bimbing hamba selalu agar hamba selalu melakukan hal dengan cara yang baik, jadikanlah ilmu yang akan nanti hamba dapat menjadi sebuah kebaikan untuk hamba dan bermanfaat untuk orang lain

beberapa saat kemudian pesawat pun akhirnya lending, Masya allah indah sekali kota ini, akupun tersenyum tak menyangka cita citaku sejak lama akhirnya terwujud juga, 

lalu akupun berjalan sambil menarik koper bersama teman teman yang lainya, 

dan sesampainya di asrama aku tinggal di satu ruangan yang berisi 4 orang, dan ini adalah teman teman baruku, mereka adalah dina, eva, dan ainun, dam merekalah yang akan menjadi teman dekatku selama aku di sini 

" nafisa, kalo boleh tau tadi itu yang ada di bandara siapa ya.? " tanya eva 

" yang mana.? " tanyaku 

" yang tadi nahan kamu, tadi tuh aku denger katanya dia mau nikah sama kamu siapa dia.?" tanya nya lebih jelas 

sebenarnya aku malu dengan kejadian di bandara tadi karena mereka semua melihatnya mau tak mau aku harus menceritakanya.

" ceritanya sih panjang, tapi intinya memang aku sempet mau menikah denganya, sebenarnya hari minggu ini adalah hari pernikahan aku " jelas nafisa

" APA" teriak ketiganya hingga hingga membuat telingaku sakit

" iya, karena satu alasan dan banyak hal aku tak jadi menikah denganya, " jelasku mempersingkat jawaban 

" lalu tadi kamu kenapa memanggil dia pak ?" tanya ainun 

" karena dia guru aku " jawabku lagi

" HAH jadi secara tidak langsung kamu hampir menikah dengan guru kamu sendiri.? " timpal dina 

" ya kurang lebih seperti itu " jawabku singkat

setelah banyak hal kami mengobrol kami pun ber istirahat agar kelas pertama besok kami tidak kesiangan


KELIRU ( NAFISA AULIA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang