Publish : 20 Januari 2021
SELAMAT MEMBACA CERITA 'INI KISAHKU'
***
Yakin aja, skenario Sang Pencipta lebih indah, sekalipun penulis-penulis hebat lainnya.
***
Selama libur akhir tahun 2 minggu, aku menghabiskan liburan hanya di rumah. Tidak seperti orang-orang yang pergi jalan-jalan dengan temannya, keluarganya, atau pasangannya. Mereka banyak duit yah, bisa jalan-jalan. Ah terkadang aku iri dengan mereka. Tapi ada orang diluar sana bukan memikirkan untuk liburan kemana, bahkan untuk makan saja susah.
Terkadang kita harus melihat kehidupan di bawah kita disaat kita sedang diuji. Supaya kita bisa jadi manusia yang selalu bersyukur. Jangan sampai kita lupa bahwasanya Sang Pencipta telah memberikan apapun. Ia cuma lagi mengujinya. Apakah rasa bersyukur kita hilang atau tidak saat kita sedang terpuruk.
Mereka selalu pusing karena bingung ingin liburan akhir tahun kemana. Sedangkan aku tidak memikirkan itu sedikit pun. Sangatlah irit.
Tahun baruku juga hanya dilakukan di rumah. Melihat kembang api dari depan rumahku, bersama adikku dan kedua orang tuaku. Tahun baru sekarang tidak seramai tahun baru sebelumnya. Kembang api tidak begitu banyak. Begitu juga terompet yang tertiup tidak ada. Semakin waktu terus berjalan, semakin banyak perubahan yang terjadi. Dan aku benci perubahan-perubahan buruk.
Sedih sekali rasanya hari cepat berlalu. Kenangan semakin lama menjauh. Umur semakin berkurang. Yang bertambah hanya angkanya saja. Sebenarnya umur berkurang. Kita semakin tua semakin di paksakan untuk dewasa.
Aku memutuskan untuk tidak jadi ikut bakar-bakar. Catur selalu memaksaku untuk ikut dengannya. Aku sangat mau, tapi aku terlalu malu. Nanti tidak ada teman dari kelasku. Kalau saja aku orangnya bisa menempati diriku dimana aku berada, mungkin bisa saja aku ikut.
Yang ku lakukan hari ini hanya melihat story orang yang sedang tahun baruan. Ay, Rana, dan yang lainnya seperti biasa mereka bakar-bakar di gang rumah Firdah. Aku melihatnya di status whatsapp maupun instagram.
Dulu ketika awal aku kecewa dengan mereka, mereka pernah mengajak untuk bakar-bakar dengannya, tapi aku tidak mau. Dari detik itu mereka tidak pernah mengajakku lagi.
Aku sungguh iri. Mereka selalu bahagia tanpaku. Apa mungkin aku tidak baik terhadap mereka. Mungkin itu rencana terbaik yang di berikan Sang Pencipta.
Semakin malam semakin banyak kembang api menyala. Banyak orang menghitung detik-detik awal berganti tahun. Huh, sedih sekali rasanya tahun begitu cepat. Pada akhirnya, jam 12 malam tiba. Kembang api semakin ramai menyala.
"Seandainya aku jadi kembang api itu," aku tersenyum. "Diperhatikan orang banyak, sama kaya bintang. Mereka jadi bahan perhatian orang karena indah," kataku dengan nada pelan. Takut terdengar orang tua dan adikku.
"Tapi kembang api sebentar saja langsung menghilang. Orang-orang yang melihatnya langsung kecewa. Sedangkan aku saja menghilang tidak dicari."
"Andaikan menghilang itu menyenangkan seperti yang dibayangkan. Ternyata tidak. Menghilang juga menyakitkan kalau gak ada yang nyariin."
Aku menarik napas lalu membuangnya. Setelah itu masuk ke dalam ketika kembang api masih menyala di luar. Aku membuka whatsapp dan melihat status. Catur membuat status dan ku lihat Angkas ikut bakar-bakar.
"Ahh, Angkas ikut bakar-bakar ternyata," kecewaku. Bukankah terlalu egois jika aku tidak menginginkan Angkas datang? Tapi hatiku benar-benar tak suka melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini Kisahku (TAMAT)
Teen FictionAku adalah gadis ceria yang berubah menjadi gadis polos dan pendiam yang membuat orang bosan karena ku. Aku ingin merubah masa-masa suram ku menjadi masa yang lebih berwarna. Apa aku bisa? Apa justru kehidupanku nantinya akan lebih suram dari sebel...