4. Siapa Lagi Dia?

125 14 1
                                    

SELAMAT MEMBACA CERITA 'INI KISAHKU'

***

Maaf masa depan, aku belum bisa menatapmu. Aku masih teringat dengan masa lalu yang selalu mengganggu pikiranku. Padahal, kamu selalu menungguku.

***

Masa lalu adalah hal yang paling mengganggu pikiran. Karena masa lalu, kita tidak terlalu fokus untuk menyiapkan masa depan yang sebenarnya akan datang menunggu kita. Salah, karena masa lalu yang mengajarkan kita untuk masa depan nantinya. Masa depan yang akan menentukan hidup kita akan seperti apa. Masa lalu adalah guru terbaik dalam hidup. Tapi beda denganku, aku belum bisa melihat masa depan karena masa laluku.

Masa depan? Aku belum pernah kepikiran untuk itu. Aku belum bisa melupakan masa lalu yang terus menghantui pikiranku. Aku merasa masalahku tak terlalu berat. Aku juga merasa, akulah yang membuat masalah itu sendiri. Masalah karena sifatku sendiri. Aku polos, juga pendiam. Teman-temanku tak ada yang mau denganku.

Menurut kalian gimana? Apa aku sendiri yang membuat masalahku dengan tidak mau bergaul? Aku sendiri yang membuat masalah itu jadi berat sekali. Tapi aku juga tidak mau seperti itu. Setiap ada teman, aku merasa semua menjauhiku. Mungkin karena mereka bosan denganku, karena memang aku orang yang membosankan.

Sewaktu SMP, aku punya 2 teman yang selalu bersamaku. Namanya Serli dan Sisil. Jadinya kalau denganku disebut jadi 3S. Karena nama kami sama-sama dari S. Angka 3 menjadi angka kesukaanku. Setiap aku punya sahabat yang benar-benar sahabat, pasti selalu 2 orang, dan denganku jadi 3. Tapi takdir berkata lain, aku dengan kedua teman SDku, tak bertahan lama. Mereka menjauhiku. Apa keadaannya akan sama diSMA? Aku tidak tahu.

Sudahlah Sym! Kita lupakan dulu untuk masalah itu. Hari ini duniamu berbeda Sym. Kamu udah SMA. Semoga kehidupan abu-abu ku tidak seperti yang sebelumnya.

Aku tersenyum. Aku merasa senang, karena banyak perubahan sejak awal masuk SMA.

Sekarang lagi-lagi aku berada dikantin dengan Karra dan Aul. Tiba-tiba Aul berteriak seperti ini:

"Eh Iyan, itu Symphonynya udah dideket lu. Giliran deket diem-dieman aja, giliran jauh nanyain mulu," aku langsung melotot ke arah Aul. Sebenarnya Iyan itu yang mana si? Karena setiap Aul berbicara seperti itu, pasti mereka bertiga. Tiga orang itu sama ketika laki-laki yang bertanya pada orang yang meminta nomorku. Angkas. Tapi aku tidak tahu yang mana yang namanya Iyan.

Disitu aku langsung salah tingkah sendiri. Bayangin, seorang Symphony yang polos diledekin seperti itu, adalah sesuatu hal yang baru. Sebenarnya tidak baru sih. Aku sering sekali diledek oleh teman-temanku seperti itu. Tapi aku selalu merasa ini adalah hal yang baru.

Setelah berbicara seperti itu, Aul langsung pergi dari kantin ingin ke kelasnya. Tak lama kemudian, Karra juga pergi dari kantin karena ia dipanggil ketua kelas kelas kami. Entah mau membicarakan apa, aku tidak tahu. Akhirnya tinggalah aku sendiri dikantin. Aku ingin kembali ke kelas, tapi makanan yang kami pesan cukup banyak. Belum lagi tadi Karra tinggal pergi begitu saja tanpa membawa makanannya. Iris dan Lily pun menitip makanan ke aku.

Ku lihat Angkas sendiri diujung kantin sedang duduk. Aku panggil dia untuk menolongku membawakan makanan ini. Ternyata dia mau. Ia pun langsung menghampiriku dan menolongku. Pasti ia orang yang baik. Aku langsung tersenyum padanya.

Ini Kisahku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang