5. Rasa

122 11 1
                                    

SELAMAT MEMBACA CERITA 'INI KISAHKU'

***

Rasa suka itu ibaratkan angin. Ia datang tiba-tiba, dan pergi pun tiba-tiba. Tidak terlihat, tapi bisa dirasakan. Dan aku tidak tahu bagaimana perasaanku padamu.

***

Hari hariku tak akan berhenti dengan yang namanya sekolah. Setiap harinya, aku menjalaninya dengan berbagai perasaan campur aduk. Disatu sisi, aku berniat untuk mencari ilmu. Disatu sisi lagi, sebenarnya aku takut keluar bertemu dengan orang-orang yang baru. Butuh waktu lama aku harus dekat dengan orang disekitarku.

Tapi ada satu hal yang membuatku jadi bersemangat sekolah, yaitu Angkas. Rasanya aku ingin sekali melihat senyuman dan tatapannya yang menurutku unik itu. Sitatapan teduh.

Disela-sela guru sedang menerangkan, aku bertanya pada Karra.

"Ra."

"Apa?"

"Iyan yang mana si orangnya? Masa kata Aul dia suka sama gua," tanyaku padanya.

Karra terlihat menengok-nengok keluar kelas. Aku dan Karra duduk dipojok dekat pintu barisan ke dua. Mangkanya kalau kita ingin melihat keluar kelas bisa dengan leluasa dari jendela.

Karra menunjuk seseorang yang baru saja lewat didepan kelasku. Siapa lagi jika bukan Iyan dan kedua temannya. Sepertinya mereka berteman baik, karena dimana ada Iyan, pasti ada kedua temannnya itu. Benar-benar iri dengan kebersamaan mereka bertiga.

"Itu tu, si Iyan."

"Ohh yang itu. Gua salah dong, gua kira yang namanya Iyan bukan dia, tapi yang sebelah kanannya," aku mengangguk mengerti. Aku sempat mengira bahwa Iyan bukan yang Karra tunjuk orangnya. Tapi teman disebelahnya.

"Sok tau emang," celetuk Karra. Aku hanya menyengir tak jelas.

"Ra, kamar mandi yuk," entah kenapa tiba-tiba ada panggilan alam yang memanggilku. Aku ingin buang air kecil.

"Ayo," aku dan Karra izin pada guru yang sedang menjelaskan didepan, lalu langsung pergi ke kamar mandi.

Diperjalanan, Karra bertemu dengan temannya. Akhirnya aku ke kamar mandi sendiri. Tapi ada kejadian yang tak aku inginkan terjadi. Tiba-tiba saja..

Bruk.

Aku menabrak seorang laki-laki yang tak asing dimataku. Baru saja tadi aku dan Karra membicarakannya, aku membuat masalah padanya. Siapa lagi kalau bukan, Iyan.

Iyan sedang membawa minuman dan juga makanan ringan dengan jumlah yang cukup banyak, seplastik. Makanannya jatuh berhamburan ke tanah. Dan minumannya tumpah semua. Siapa lagi jika bukan karena aku. Aku langsung salah tingkah dan merasa bersalah. Karena yang aku tahu, pasti dia sudah mengetahui kalau aku tahu, dia suka padaku.

"Eh, ma-af," kataku gugup. Terlihat dia menghela napasnya pasrah, lalu tersenyum. Aku langsung pergi ke kamar mandi. Apa Sym? Kamu langsung pergi tidak bantu dia dulu? Ya, aku pergi tanpa membantu dia terlebih dahulu. Aku langsung merasa bersalah pada dia.

Setelah memenuhi panggilan alam, aku keluar dari kamar mandi. Terlihat Karra sudah menunggu didepan. Aku langsung bercerita padanya.

Ini Kisahku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang