14. Banyak Sedihnya

48 11 2
                                    

Publish : 30 November 2020

SELAMAT MEMBACA CERITA 'INI KISAHKU'

***

Maaf, jika kisah ku hanya banyak tentang kesedihan.

***

Rasa kepercayaan ku telah hilang terhadap orang-orang. Maaf, aku menganggap semua orang didunia ini sama saja. Siapa pun yang berbicara, aku tidak langsung percaya begitu saja. Mau orang bilang aku keras kepala, susah dibilangin, aku tidak peduli. Mungkin memang kenyataannya seperti itu.

Semua orang yang ku kenal ku rasa semua pergi meninggalkanku. Entah kenapa, mulai dari sahabat, orang yang sudah ku percaya, lelaki yang baru ku kenal sudah akrab denganku, semuanya pergi.

Yang jadi pertanyaan, aku ini kenapa? Apa aku jahat sama orang-orang? Tapi aku merasa aku selalu memprioritaskan mereka dibanding diriku sendiri. Atau mungkin aku jelek? Aku pendiam? Aku tidak asik? Ya, mungkin itu semua benar. Apa jadi itu alasan mereka meninggalkanku? Mungkin saja, abisnya apalagi coba.

Aku rindu dengan hal-hal yang membuatku bahagia walaupun mereka meninggalkanku dengan cara yang menyakitkan. Sang Pencipta, tolong kembalikan rasa kepercayaanku lagi dengan orang kiriman kau untukku.

Hari ini malam Minggu. Biasanya aku hanya ingin berdiam diri di kamar, tapi kali ini rasanya ingin melihat dunia bagaimana ramainya malam Minggu.

Ku lihat langit di atas. Sepertinya dunia selalu bahagia. Lebih sering banyak bintang yang berkumpul di atas sana. Tapi tetap saja selalu ada satu bintang yang menyendiri. Bintang itu menjadi bintang favorit ku. Aku ingin menjadi bintang itu. Walaupun bintang itu sendiri, tapi ia tetap di perhatikan. Ia tetap di kagumi karena kerlap-kerlip indahnya itu. Sedangkan aku, apa yang harus di kagumi pada diriku.

Aku menyesal berjalan-jalan pada malam Minggu seperti ini. Hati tenang ini berubah seketika ketika melihat mereka. Mereka? Sahabatku dulu.

"Sym," Ay senyum padaku.

"Eh Symphony," lanjut Firdah.

"Symphony...," Rana melambaikan tangannya. Chica dan Ifah hanya tersenyum. Mereka malam Mingguan jalan-jalan dengan motor.

Mereka memang memanggil dan tersenyum padaku, tetapi tidak mengajakku. Apa kalian tidak tahu bagaimana hatiku sekarang? Sakit, aku sangat sakit melihat kalian bersama seperti itu.

Aku memang diam, tapi hatiku terus berbicara bahwa aku rindu kalian.

Ay, Rana, aku benar-benar rindu kalian. Aku rindu dimana masa kita masih bersama. Satu hal yang aku pikirkan sekarang, menyesal. Aku menyesal mengenalkan kalian kepada teman rumahku. Mungkin aku pernah salah pada kalian, tapi kalian tidak seharusnya meninggalkanku selamanya seperti ini.

"Jahat," ucapku pelan ketika mereka sudah lewat. Tidak di sadari aku sudah meneteskan satu air mata. Mungkin kalau tidak bisa ku tahan, air mataku sudah banyak yang terjatuh.

Aku berlari ke taman dimana tempat biasa aku duduk. Sebenarnya taman ini lumayan ramai apalagi sekarang malam Minggu. Aku mencari tempat yang cukup sepi.

Lagi-lagi aku teringat masa lalu bersama mereka.

Kami berada di ruangan salah satu teman kami yang orang tuanya di bilang ada-an. Ay, ya, kita sedang menonton film horor di rumahnya. Ay orang yang cukup di senangi oleh teman-temanku yang lain, karena ya itu, dia orang yang ada-an.

Aku paling takut jika menonton film horor. Kalau film itu sudah selesai di tonton, pasti aku langsung membayangkannya.

"Eh mama lu gak ada di rumah Ay?" tanya Ifah pada Ay.

Ini Kisahku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang