7. Tatapan

89 14 1
                                    

SELAMAT MEMBACA CERITA 'INI KISAHKU

***

Tolong, jangan menatapku seperti itu. Itu hanya membuatku risih dan kepedean.

***

Malam Sabtu dan Minggu, malam dimana paling aku benci. Kenapa? Karena malam itu dimana mereka keluar. Siapa lagi kalau bukan temanku. Dulu, Malam Sabtu dan Minggu dimana malam paling berkesan buatku. Kenang-kenangan itu tercipta karena malam itu. Tapi apa sekarang? Malam itu hanya ku habiskan didalam rumah dengan rasa bosan yang menggebu.

Buku diary teman paling setia. Begitu juga handphone. Ke dua benda mati itu dimana aku bisa menuliskan sebuah cerita tentang hidupku. Mereka memang benda mati, tapi mereka seperti hidup. Buat apa yang hidup, tapi seperti tak ada keberadaannya. Mereka salah satu yang tak bisa ku jauhkan dari hidupku.

"Ntar dulu apa de, orang teteh lagi nulis juga," adikku Fian tiba-tiba merebut handphoneku. Dia sekarang Tk b. Tahun depan ia sudah masuk SD.

Apa kalian tahu? Aku selalu berantam dengan adikku, hanya karena masalah memperebutkan handphone. Emang jaman now. Dan itu terkadang membuat bapaku marah. Bapaku memang jarang marah kepadaku langsung, tapi Bapak selalu menceritakan pada Mama, dan Mama lah yang menceritakannya padaku. Dia diam, tapi sebenarnya banyak menyimpan sesuatu didalam yang susah untuk diceritakan. Sama sepertiku.

"Lah, Angkas keluar sekolah," aku terkejut. Tiba-tiba ada notif masuk bahwa Angkas 2 katanya keluar sekolah. Tak tahu apa alasannya mengapa ia bisa keluar.

Aku mendapatkan berita itu dari Karen. Semua orang yang berada didekatku, pasti Karen juga mengenalinya. Ia kenal dengan Angkas 2, walaupun berbeda kelas. Benar-benar orang yang mudah bergaul. Sangat berbanding jauh sekali denganku, aku pendiam.

Dia, Angkas. Laki-laki pertama yang membuat ku merasa mempunyai teman lagi. Orang pertama yang sudah menumpangi aku. Karena sebelumnya, aku belum pernah ditumpangi laki-laki. Mengapa aku jadi merasa kehilangan seperti ini? Padahal aku dan dia rumahnya masih satu perumahan. Tapi aku tak tahu dimana rumah dia berada. Dan rasanya tidak mungkin jikalau aku berhubungan dengan dia.

Baru satu orang yang sudah pergi dari kehidupanku, yaitu Angkas 2.

***

Hari ini hari pertama eskul. Semua eskul serentak dimulai sekarang. Aku berangkat dijemput Ibel. Awal yang sangat bagus. Ini hari pertama aku berolahraga lagi. Dulu setiap hari Minggu, aku selalu jogging ke taman dengan Ay, Rana, dan yang lainnya. Tamannya lumayan jauh dari rumahku. Mungkin karena kebersamaan kami, jadi tak terasa jauh. Sungguh aku rindu masa-masa itu.

Kenangan itu menjadi angin yang hanya sekedar lewat saja. Menyejukkan sesaat, lalu pergi meninggalkan butiran debu yang tertiup angin. Butiran debu yang terbuang karena tak diinginkan lagi.

"Hah, Rehan eskul voli juga."

"Ko bisa si? Perasaan kemarin gua gak ngeh dah kalo dia masuk eskul voli," aku berbicara sendiri. Terkejut? Banget. Tak ku sangka ternyata Rehan eskul voli juga. Akan ku taruh dimana wajahku nanti? Sungguh sangat memalukan.

Pura-pura gak tau aja Sym. Pura-pura gak tau. Kataku dalam hati.

Pelatih voli datang. Semua yang eskul voli berbaris dilapangan. Dan aku... Berbaris disebelah Rehan. Aku tetap berusaha biasa saja. Pura-pura tidak tahu. Tiba-tiba, Rehan berbicara dengan teman disebelahnya.

Ini Kisahku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang