27. Apa Yang Dia Lakukan?

37 8 1
                                    

Publish : 17 Februari 2021

SELAMAT MEMBACA CERITA 'INI KISAHKU'

***

Tetap kuat ya, ini baru awal. Perjalanan masih panjang. Masih banyak cobaan yang siap menguji kamu, agar kamu jadi manusia yang memiliki pengalaman.

***

Catur

Sym, gue pengen ketemu lu boleh? Gue pengen ngomong ama lu buat akhirin perasaan gue ama lu

Pesan itu, setelah sekian lama tidak kudapatkan, Catur mengirimi pesan lagi. Ia mengajakku bertemu. Aku bingung harus menjawab apa. Jika aku tidak bertemu dengannya, masalah ini gak akan pernah ada ujungnya. Dan aku juga gak mau kalau ada yang menyimpan dendam. Ya, aku harus mengiyakan saja agar semuanya berakhir.

Catur

Dimana?

Nanti gue ke rumah lu

Tunggu di tempat waktu
lu nurunin gua aja

Oke. Lu siap-siap.
Nanti kalo gue dah di
deket rumah lu gue chat

Iyaa

Aku turun dari kasur dan cepat-cepat untuk bersiap. Tidak perlu waktu lama untuk bersiap, karena aku orang yang simpel. Make up juga cuma pelembab, bedak, dan lip balm. Ya tentu saja hanya itu, karena aku masih sekolah. Setelah beberapa kemudian aku sudah selesai, tinggal menunggu pesan dari Catur saja.

"Ngasih tau Angkas gak ya?" tanyaku pada diri sendiri. Aku bingung harus bilang sama Angkas atau tidak. Kalau aku bilang, pasti dia tidak akan mengizinkanku. Kalau pun diizinin, Angkas pasti minta dirinya ikut.

Catur

Gue udah di tempat biasa

Tanpa membaca pesannya dan lihat dari notifikasi, aku langsung ke tempat dimana dia menunggu dan berpamitan sama kedua orangtuaku. Tidak lama kemudian, aku melihatnya. Begitu pun sebaliknya. Aku sudah ada di depannya. Seringkali aku membuang tatapanku ke arah lain, karena Catur terus melihat wajahku. Itu membuat aku jadi tidak nyaman.

"Mau ngomong apa?" tanyaku ketika sudah jalan.

"Gak usah di sini, gak enak di jalan," aku hanya mengiyakan dan mengikutinya. Beberapa menit kemudian, Catur memberhentikan motornya di sebuah taman yang jauh dari rumahku. Tamannya sepi. Mungkin walaupun sekarang hari libur tapi pas sekali matahari sedang diatas kepala, tengah hari. Jadi orang malas untuk keluar.

"Tadi mah di taman deket rumah gua aja Tur. Rumah gua juga ada taman," ucapku. Catur mengabaikanku dan tetap berjalan. Aku mengikuti di belakangnya berusaha menyamakan jalannya yang cepat. Tidak tahu kenapa, perasaanku jadi tidak enak. Gak biasa sikapnya seperti ini.

Catur mendadak berhenti. Di bawah pohon besar di tengah-tengah taman, ia menatap mataku. Tatapannya jadi menyeramkan. Gak boleh mikir yang ngga-ngga dulu Sym. Ucapku dalam hati. Pikiranku jadi negatif melihat tingkah Catur yang beda.

"Sym, lu tau gua suka banget sama lu Sym," tiba-tiba Catur menggenggam kedua tanganku dengan erat. Sebisanya aku melepas genggaman itu aku tidak bisa. Genggamannya sangat kuat. Sang Pencipta, aku makin takut.

Ini Kisahku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang