2

269 44 16
                                    

Jooheon menghela napas lega. Pelajaran biologi resmi selesai dengan status dia nggak jadi maju presentasi. Bersyukur banget, kadang kadar hokinya melimpah ruah.

Setelah ditutup dan sang guru berjalan keluar dari ruang kelas, Jooheon segera mengambil dua bekal dari tas ranselnya.

"Kyun, makan dulu," ucap Jooheon sambil menyerahkan satu bekalnya ke arah Changkyun yang emang berada di sampingnya.

Iya. Jooheon sama Changkyun sekelas, bahkan sebangku. Gimana nggak nambah nempel?

"Bentar." Changkyun masih sibuk berkutat sama buku biologinya. Padahal, pelajaran biologi udah selesai barusan.

"Ya ampun, lo masih kesel gegara materi lo ada yang salah?"

Kelompok Changkyun emang tadi dapet urutan maju. Mempresentasikan hasil karya Changkyun di depan kelas, yang tentunya juga didominasi oleh Changkyun.

Jooheon menghela napas maklum. Emang seperfeksionis itu Changkyun buat urusan sekolah. Ralat, maksudnya buat urusan hidupnya. Padahal cuma kesalahan kecil, tapi dipikirnya bisa sampai seminggu.

"Gue keknya kemaren gak teliti saking ngantuknya."

"Yaudah si Kyun, kan udah lewat."

"Gak bisa gitu."

Mau nggak mau, Jooheon harus pake cara terakhir. Membuka bekal Changkyun kemudian menyendok satu tangkup penuh dan memaksakan suapan itu masuk ke mulut Changkyun.

"JOO!" Changkyun kesel. Udah lagi kesel masalah materi yang salah, ini pake dicekokin bekal. Meski akhirnya sama Changkyun juga dikunyah sih. Habis enak, soalnya buatan Bunda Ki.

Setelah mendapat peringatan kecil itu, Jooheon nggak langsung berhenti. Dia mengambil buku-buku Changkyun kemudian memindahkan ke meja belakang, entah mejanya siapa.

"Makan."

Berhasil. Changkyun menurut kemudian mulai menyuap bekal itu. Jooheon pun segera melanjutkan memakan bekalnya yang tinggal separuh.

Lagi khidmat makan, Jooheon menyadari sesuatu. Dia menarik tangan Changkyun yang lagi memegang sendok.

"Apaan sih?"

Meletakan sendok Changkyun, kemudian mengambil karet hitam yang melingkari pergelangan tangan kurus Changkyun.

"Hadep sana." Lagi-lagi Changkyun menurut. Emang cuma Jooheon yang bisa buat dia mengalah dengan mudah.

Jooheon kemudian mengikat rambut panjang Changkyun dengan hati-hati. Membuat gulungan besar dengan rapi.

Berteman 10 tahun lebih dengan Changkyun, Jooheon jadi sedikit ahli masalah keperempuan-perempuanan.

"Dah."

Changkyun mengangguk kemudian berterimakasih. Niat hati mau melanjutkan makan, sebuah teriakan dari arah belakang mengalihkan atensinya.

"Buku siapa ini numpang di meja gue gak pake izin?!" Changkyun menoleh. Memastikan bahwa buku yang dimaksud adalah bukunya. Dan ternyata benar.

Changkyun menatap teman sekelasnya—yang dia nggak tahu namanya, kemudian merespon datar.

"Punya gue." Tangan Changkyun terulur untuk mengambilnya sebelum suara orang itu lagi-lagi menginterupsi.

"Dikira sekolah punya lo apa?! Egois banget sih, tadi maju diembat semua, sekarang meja gue juga ikutan!"

Changkyun menulikan pendengaran, kemudian tetap mengambil bukunya. Hal seperti itu terlalu remeh buat dia tanggapi. Tapi nggak buat Jooheon.

Changkyun yang tahu kalo Jooheon bakal meluapkan amarahnya, segera menepuk mulut Jooheon pelan.

Shall We Date? [ Joo-Kyun ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang