15

155 36 4
                                    

Setelah tiga hari penuh perjuangan. Akhirnya Jooheon dan Changkyun menyelesaikan hukuman mereka.

Changkyun bahkan sempat ngedrop di hari terakhir karena terlalu capek, berat badannya juga menurun beberapa kilo. Tapi, untung belum parah jadi dia masih bisa bantu Jooheon meski cuma sedikit. Walaupun, aslinya Jooheon udah ngeyel mau bersihin lapangan indoor sendirian.

Dengan amarah juga jitakan dari Changkyun akhirnya Jooheon mengalah.

Setelah selesai bersih-bersih hari ketiga, pulang sekolah, Changkyun langsung tidur biar dia nggak kelabas sakit. Syukurnya, emang gen orangtuanya bagus, dia udah sehat kembali besoknya.

Tapi kabar sehatnya Changkyun buat Jooheon ngeluh. Bukan, dia bukannya bahagia semisal Changkyun sakit. Dia sedih banget, apalagi kalo Changkyun sakit itu punya kebiasaan buruk. Dia jadi lebih salty dari biasanya.

Alasan kenapa Jooheon ngeluh adalah karena mulai minggu depan, mereka udah mulai masa-masa ujian. Apalagi ini tingkat tiga, jadi ujiannya banyak macemnya. Dan, karena Changkyun udah sehat seperti biasa, berarti hukuman dia mulai berjalan. Tepatnya mulai hari ini.

"JOO JANGAN BENGONG!" Jitakan kecil meluncur di kepalanya.

Jooheon mengusap-usap bagian kepalanya sambil mencibir. Lihat, Changkyun jadi ekstra galak sekarang.

"Kyun, lo beneran udah sehat?" Kata Jooheon sambil menempelkan tangannya ke dahi Changkyun. "Masih rada panas, istirahat aja deh."

"Kalo lo niatnya mau menghasut gue, nanti gue jejelin rumus-rumus ke otak lo semaleman."

"Lagian Joo, mau gue sakit, otak gue bakal tetep jalan. Gak mati kek punya lo," tambah Changkyun sambil melirik tajam.

Jooheon cuma bisa menghela napas. Hari pertama aja udah gini. Makanya, dari dulu dia selalu nolak semisal Changkyun maksa Jooheon buat belajar bareng.

Jooheon emang suka Changkyun, tapi maaf, dia juga benci sama belajar.

"Sekarang lo coba garap itu. Itu soal dasar banget. Gue bikinin tadi. Semisal lo gak bisa, kayaknya gue kudu bedah otak lo."

Jooheon meneguk ludah kemudian mulai mengambil pulpen. Soal dasar matematika katanya. Dasar apanya, kalo dasar mah harusnya cuma penjumlahan sama pengurangan.

Beberapa menit berlalu, Jooheon belum juga memulai menghitung. Sementara Changkyun menatap kertas Jooheon kemudian menghela napas. "Lo gak bisa?"

Mau nggak mau, Jooheon mengangguk.

"Lo sekolah selama ini ngapain sih?"

"Mandangin lo," sahut Jooheon spontan berusaha mencairkan suasana juga amarah Changkyun.

"DIEM! Gue kasih tau stepnya lo ikutin!"

Setelah struggling selama kurang lebih dua puluh menit, akhirnya Jooheon berhasil menyelesaikan satu soal. Itu pun, karena Changkyun yang kasih banyak bantuan.

"Paham gak?"

"Dikit." Bohong. Jooheon nggak paham sama sekali. Tapi dia nggak mau diamuk sama Changkyun. Sahabatnya ini udah terlalu sabar, terbukti selama tadi ngajarin Jooheon, Changkyun nggak melakukan serangan kecil karena frustasi sama kebodohan Jooheon.

Tiba-tiba, secara nggak terduga, tangan Changkyun mengusak pelan kepala Jooheon. "Gue tau lo bohong. Ngomong sama gue lo gak paham bagian mananya, gue ulang dari awal."

"Semuanya."

Changkyun menghela napas sambil memejamkan mata. Dia nggak boleh emosi. "Oke, gue ajarin lo dari basic. Tolong, Joo, gue cuma mau lo bisa nanti pas ujian karena lo gak bisa bergantung sama gue. Gue mau lo lulus sama nilai yang lumayan."

Shall We Date? [ Joo-Kyun ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang