"Changkyun?" Panggilan itu cuma bisa ditanggapi Changkyun dengan senyum kikuk. Rasanya canggung datang ke rumah sebelah dengan keadaan lagi berantem dengan salah satu anggota keluarganya.
"Cari Jooheon?"
Changkyun mengangguk. Dia paham, pasti anggota rumah ini juga sekiranya udah tahu apa yang terjadi di antara mereka berdua.
"Dia di kamarnya. Naik aja."
Lagi-lagi Changkyun mengangguk kemudian pamit permisi dan melesat ke tangga. Di anakan tangga kedua, suara Kiki menginterupsi. "Kyun, kamu baik-baik aja kan?"
Changkyun cuma bisa tersenyum. "Aku gapapa kok, Bun." Setelah itu, Changkyun kembali menaiki satu persatu anakan tangga hingga pada akhirnya, langkahnya berhenti di depan pintu kamar Jooheon.
Dia menarik napas perlahan kemudian mengetuk pintu dengan penuh keraguan. "Joo?"
Nggak ada jawaban. Changkyun memberanikan diri buat mengetuk pintu sekali lagi.
"Jooheon?"
"Pulang, gue lagi gak mau diganggu." Suara balasan terdengar dari dalam. Terdengar ketus, apa Jooheon masih semarah itu?
"5 minutes?" Changkyun mencoba buat nggak menyerah.
"Pulang, Kyun!" Suara Jooheon sedikit meninggi. Changkyun cuma bisa menghela napas kecewa. Nggak ada yang bilang kan kalo percobaan pertamanya akan berjalan mulus.
Dengan berat hati, Changkyun melangkahkan diri ke tangga, mungkin dia bakal mencoba lagi besok. Gara-gara berjalan menunduk, Changkyun jadi nggak sadar menabrak seseorang.
"Bun?! Eh, maaf, Bun, Kyun nggak sengaja."
"Jooheon masih marah?" Tanya Kiki sambil melipat kedua tangan di dada.
"Iya."
"Gak mau keluar?"
Changkyun mengangguk lesu. "Ih! Anak siapa kayak gitu! Bentar, biar Bunda dobrak pintunya!"
Buru-buru Changkyun menghentikan langkah Kiki. "Gak usah Bun, gak usah!"
"Kamu gak papa?" Pertanyaan Kiki dijawab anggukan ragu Changkyun. Kiki menghela napas. "Mau cerita sama Bunda?"
Changkyun menimbang-nimbang penawaran Kiki, lalu mengambil keputusan yang penuh keraguan. "Boleh?"
"Kan Bunda yang nawarin, masa gak boleh. Duduk situ, Bunda ambilin cemilan."
Changkyun mengangguk patuh, kemudian berjalan ke tempat yang disuruh Kiki, dalam hati masih berpikir apa keputusannya saat ini sudah tepat.
Kemudian, Kiki menyusul dengan tangan memegang piring penuh camilan. "Jadi?"
"Gak gimana-gimana Bun. Kyun berantem aja sama Joo, salahnya Kyun juga sih."
"Emang kenapa? Dari kemarin, dia kalo ditanyain sukanya ngalihin pembicaraan."
"Itu, Kyun kemarin ikutan program beasiswa luar negeri tapi gak bilang sama Joo. Terus dia tau, terus kita berantem terus yaudah."
"Terus kamu gimana beasiswanya?"
"Nanti tunggu pengumuman Bun."
"Ooh gitu. Bunda gak mau komen banyak sih, lagian kan ini masalah kalian, pasti bisa lah nyelesain sendiri."
"Kalo bisa sih, diselesain secepatnya, gak baik berantem lama gitu."
"Joo...beneran gak cerita apa-apa Bun?"
"Enggak, itu anak satu jadi diem. Kayaknya dia beneran udah klop banget sama kamu, jadinya sekali berantem loyo gitu."
Changkyun menghela napas. Dia merasa bersalah tapi juga bingung langkah apa yang harus dia ambil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shall We Date? [ Joo-Kyun ]
Fanfiction[ lokal ] [ GS ] [ end ] "Changkyuuuuuuun!" "Brisik Joo!" Jooheon yang berisik sama Changkyun yang anti sosial penuh gengsi. Apa jadinya kalau mereka pacaran?