Berhari-hari Jooheon menyelesaikan sesi ujiannya dengan bersenandung. Karena sikap Jooheon ini, nggak cuma orang rumah, bahkan warga sekolah sampai bingung.
Ini beneran Jooheon yang bandel itu kan?
Yang kalo kerja kelompok cuma nitip nama? Terus yang tugas cuma hasil nyalin?
"Joo, lo tambah terkenal tau gak?" Tanya Changkyun saat mereka mau berjalan ke parkiran sekolah. Sesi ujian mereka memang udah selesai tadi.
"Soalnya gue ganteng," sahut Jooheon asal. Dia tahu kok, dia lagi jadi berita panas di sekolah. Tapi, yaudahlah, toh beritanya cuma perubahan drastis seorang Jooheon jadi seseorang yang lebih baik kan.
Changkyun memutar bola matanya jengah. Lagi nanya serius juga, malah dibales bercandaan.
"Tapi serius, lo gak keganggu gitu?"
"Annoying sih. Tapi yaudahlah."
"Kok gitu?" Changkyun heran, dia lupa dirinya sendiri juga sering bersikap cuek ketika lagi jadi berita panas di kalangan siswa seangkatannya.
"Ya kenapa harus dimasalahin? Selama gak nyakitin lo atau siapapun itu, gue gak masalah."
"Semisal nyakitin gue?"
Jooheon yang niatnya mau menyalakan motornya berhenti. Kemudian menatap Changkyun dengan tatapan aneh. "Lo serius nanyain itu?"
Changkyun nyengir. Bodoh emang dia karena menanyakan suatu hal yang udah jelas jawabannya. Jooheon pasti bakal lepas kendali dan mengamuk semisal itu terjadi.
"Dipikir-pikir kayaknya gue sama lo udah lewatin banyak hal bareng ya."
Jooheon reflek menempelkan punggung tangannya ke dahi Changkyun. "Kyun? Lo sakit?"
Changkyun merengut kemudian menjauhkan tangan Jooheon dari dahinya. "Kenapa sih?"
"Lo aneh. Napa jadi menye banget gini dah? Kemana Changkyun gue yang galak?"
Changkyun kemudian mendecih. "Yaudah buru! Gue mau pulang!"
"Nah gitu. Baru Changkyun namanya." Jooheon terkekeh kemudian mempersilakan Changkyun naik kemudian mereka keluar dari parkiran sekolah.
•••••
Jooheon melompat dengan santai ke balkon kamar Changkyun. Kadang, saking terbiasanya, Jooheon jadi mikir dia udah cocok jadi pemain film action tanpa stuntman. Buru-buru menepis pemikiran konyolnya, Jooheon membuka pintu kaca kamar Changkyun.
Yang dicari nggak ada. Mungkin lagi di bawah. Secara Jooheon belum hubungin Changkyun semisal dia bakal dateng tiga puluh menit sebelum jadwal tutor.
Jooheon mau kasih surprise soalnya. Nggak ada alasan. Mau kasih aja.
Akhirnya, Jooheon cuma merebahkan diri di kasur Changkyun. Merasa sudah terdiam cukup lama, Jooheon bosan. Dia berdiri kemudian menjelajah kamar Changkyun meski dia tahu nggak ada yang bakal beda.
Secara hampir setiap hari selama sepuluh tahun dia main kesini. Kalo ada perubahan baru, pasti Jooheon jadi orang pertama yang bakal tahu.
Pikirannya berhenti. Baru juga dibilang, Jooheon menemukan barang asing di kamar Changkyun. Brosur?
Sejak kapan Changkyun suka mengumpulkan brosur kayak gini?
Jooheon membaca judulnya sekilas.
Eh? Tunggu dulu.
Beasiswa luar negeri?
Inggris?
Changkyun?

KAMU SEDANG MEMBACA
Shall We Date? [ Joo-Kyun ]
Fanfiction[ lokal ] [ GS ] [ end ] "Changkyuuuuuuun!" "Brisik Joo!" Jooheon yang berisik sama Changkyun yang anti sosial penuh gengsi. Apa jadinya kalau mereka pacaran?