33

213 36 17
                                    

Jooheon berlari dengan sekuat tenaga yang membuat perhatian orang-orang teralih padanya sekarang.

Bodoh. Kenapa dia bisa kesiangan hari ini?

Mengatur napas, Jooheon berdiri dengan kedua tangan bertumpu pada lututnya, ternyata lari cepat dari parkiran kesini butuh banyak tenaga.

Dia bisa bernapas lega, seenggaknya dia nggak telat dan membuat pacarnya menunggu.

Iya. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu Jooheon dari lama. Hari dimana akhirnya, Changkyun pulang.

Jooheon kemudian mempersiapkan banner kecil bertuliskan nama pacarnya yang dia bikin tadi malam dibantu Kiki. Meski sebenarnya tanpa banner penunjuk itu, Changkyun pasti bakal bisa menemukan Jooheon dengan cepat juga sih.

Setelah mendengar siaran bahwa pesawat yang ditumpangi pacarnya udah landing dengan selamat, Jooheon buru-buru mengangkat banner yang dibuat dengan warna kesukaan Changkyun, ungu.

Matanya nggak berhenti mencari keberadaan pacarnya. Sampai pandangannya jatuh ke seseorang yang tersenyum lebar dan melambaikan tangan penuh semangat ke arahnya.

Jooheon pun ikut berjalan cepat menghampiri Changkyun, kemudian memeluknya.

"Gue pulang, Joo," kata Changkyun sambil tersenyum.

"Welcome home, Kyun."

Jooheon kemudian melepaskan pelukannya dan menggandeng tangan Changkyun menuju pintu keluar.

"Banner apaan nih, niat banget lo bikin gini buat nyambut gue," ledek Changkyun saat banner buatan Jooheon udah berada di tangannya.

"Siapa tau lo lupa muka gue, terus nyasar ke cowok lain kan."

"Boooooooodoh!" Maki Changkyun dengan sengaja memanjangkan kata itu biar Jooheon jadi kesel sendiri.

"Iya lo pergi gue jadi bodoh lagi Kyun. Gak ada tutor segalak lo soalnya." Bukannya tersinggung, Jooheon malah balik meledek yang membuat muka Changkyun jadi tertekuk.

Jooheon cuma bisa tertawa geli. Lagian yang mulai ngledek duluan kan Changkyun, kenapa yang marah juga jadi pacarnya sih?

"Lo laper gak?" Tanya Jooheon. Siapa tau Changkyun laper dan moodnya bisa membaik semisal ditraktir makanan enak.

"Enggak. Oh, ngomongin laper," Changkyun berkata sambil menatap ke arah Jooheon kemudian menusuk-nusuk pipi pacarnya dengan jari telunjuk. "Lo kok tambah bulet sih?"

"Ya kan, gue makan tiap hari."

Changkyun kemudian mendengus. "Katanya kangen gue sampe males ngapa-ngapain, harusnya lo tambah kurus dong. Kok lo malah mbulet gini?"

Jooheon nyengir. "Kalo gue males makan nanti gue mati terus gak bisa jemput lo Kyun."

"Halah."

"Seriuuuuus! Gue kan harus survive biar bisa sama lo terus!"

Percakapan masih terus berlanjut, lebih tepatnya perdebatan kecil antara mereka yang nggak henti-henti bahkan sampai mereka udah di rumah Jooheon.

•••••

"Kyun gimana rasanya pulang?" Tanya Jooheon tanpa melepaskan tatapannya dari pemandangan penuh warna oranye di depannya.

"It feels weird but warm at the same time."

Obrolan mereka terhenti, sekarang keduanya masih asyik mengamati bagaimana matahari kembali ke tempatnya beristirahat.

Setelah membiarkan Changkyun beristirahat biar meredakan jetlag, Jooheon langsung lompat ke balkon pacarnya buat memenuhi janjinya beberapa tahun yang lalu.

Shall We Date? [ Joo-Kyun ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang