Changkyun masih merengut meski Jooheon udah bujuk pake segala cara.
Eh, belum sampai berlutut sih, malu, lagi di tempat umum soalnya.
"Kyun, udah dong, jangan marah. Nih pukul gue nih tapi abis itu jangan marah," bujuk Jooheon sambil menggerakan tangan Changkyun ke kepalanya kemudian memukul-mukul rada keras.
Changkyun menarik paksa tangannya, bukan kenapa-kenapa, nggak lucu aja mereka jadi pusat perhatian karena tindak kekerasan. Lagian, Changkyun takut kalo Jooheon tambah bodoh semisal kepalanya diketuk-ketuk begitu.
"Jangan marah ya?" Jooheon membujuk pake puppy eyesnya. Biasanya selalu ampuh buat luluhin hati Changkyun.
Changkyun cuma mendelik tajam, terus akhirnya mengeluarkan suaranya setelah diam dari awal mereka masuk.
"Lo sengaja?!" Tanya Changkyun nggak santai. Ya gimana mau santai sih, ini udah telat, bukannya ngebut ke sekolah, Jooheon malah bawa dia ke themepark.
Jooheon cuma nyengir, tapi habis itu dia pegang tangan Changkyun terus diayun-ayun kayak anak kecil.
"Jelasin Jooheon!" Jooheon meneguk ludah, dia yakin seratus persen, semisal sekarang mereka berdua nggak di tempat umum, Changkyun pasti udah melakukan tindak percobaan pembunuhan ke Jooheon.
Salah dia juga sih, nekat ajak Changkyun yang notabenenya siswa cinta sekolah, bolos dan malah kabur ke themepark.
"Iya," jawab Jooheon sepelan mungkin sambil menunduk.
Changkyun cuma bisa mendengus. "Terus lo tadi sengaja biarin gue tidur 30 menit gara-gara ini juga?"
"Iya, aslinya gue mau lambat-lambatin biar kita telat sekolah, eh lo malah telat bangun, jadi yaudah sekalian."
"Terus kenapa harus bolos, Jooheon?" Changkyun masih nggak paham sama jalan pikiran Jooheon. Dia masih terima semisal mereka telat sekolah tadi, tapi dia nggak terima Jooheon malah ajak dia bolos gini.
"Gue pengin rayain ultah lo seharian. Gue kan janji bakal sama lo 24 jam. Gue pengin bikin lo seneng," terang Jooheon masih dengan suara kecilnya.
Sekarang mereka berdua ini lagi di bangku yang emang disediakan buat sekedar istirahat, mengingat themepark ini cukup luas.
"Tapi, gak pake bolos juga, Jooheon." Jooheon tahu, Changkyun lagi menahan emosi mati-matian. Kalo Changkyun udah bilang panjang lebar dan manggil Jooheon pake panggilan lengkapnya, tandanya bahaya.
"Maaf. Ini saran papa lo juga." Jooheon akhirnya mengaku satu fakta lagi.
"Hah?!" Changkyun kaget karena nggak percaya sama pendengarannya.
"Iya. Gue kemarin tanya boleh gak ajak lo bolos, terus papa lo malah dukung gue, katanya biar lo bisa seneng-seneng."
Changkyun memijit pelipisnya, dia pusing beneran. "Terus mama?"
"Mama lo diem doang sih, tapi juga gak ngelarang, tandanya kan boleh?"
Changkyun menghembuskan nafas lelah. Kemudian hening melanda. Jooheon cuma memainkan tangan Changkyun yang daritadi nggak pernah dia lepas sambil menunduk.
Akhirnya setelah hening beberapa lama, suara dari Changkyun membuat Jooheon mendongak. "Yaudah ayo."
"Hah?"
"Buru Joo! Lo lama kita pulang!" Changkyun berdiri kemudian menarik tangan Jooheon dengan penuh kekuatan biar Jooheon ikut berdiri. Jooheon berat soalnya.
"Lo udah gak marah?"
"Masih lah!"
"Terus? Kok mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shall We Date? [ Joo-Kyun ]
Fanfiction[ lokal ] [ GS ] [ end ] "Changkyuuuuuuun!" "Brisik Joo!" Jooheon yang berisik sama Changkyun yang anti sosial penuh gengsi. Apa jadinya kalau mereka pacaran?