6

178 37 6
                                    

Changkyun terbangun. Sesaat setelah dia bangun, dia langsung sadar kalo sekarang dia lagi ada di posisi sulit.

Gimana nggak sulit?

Di sebelah kanan, Jooheon meluk dia seakan Changkyun itu guling. Sementara di sebelah kiri Minhyuk lengket banget kaya dikasih lem.

Dia jadi nyesel kemarin nggak ikutin saran Kiki buat tidur pisah sama dua saudara ini.

"Joo, Mas," panggil Changkyun pelan. Dia mau bangun tapi nggak bisa.

Nggak ada respon. Dua-duanya kayaknya masih tenggelam di alam mimpi. Mau nggak mau Changkyun mencubit masing-masing lengan Jooheon dan Minhyuk. Sengaja cubitnya kecil-kecil biar lebih kerasa.

Masih nggak ada respon. Ini mereka berdua nggak mati kan?

Karena udah nggak sabar, Changkyun narik napas kemudian dengan semua tenaga pagi harinya, dia berusaha bangun.

Berhasil. Minusnya, sekarang tenaganya abis. Padahal baru aja ganti hari.

•••••

Changkyun lagi-lagi mematung. Di meja kelasnya pagi ini, ada lagi hadiah ghaib tanpa tanda-tanda pengirim.

Ini sebenernya ulah siapa sih?

"Joo?"

"Bukan gue sumpah. Tau sendiri gue baru berangkat sama lo."

"Beneran?"

"Sumpah," jawab Jooheon sambil mengangkat tangannya membentuk gestur peace.

"Trus siapa?"

"Mana gue tau."

Changkyun berdecih kesal. "Jawaban lo gak bantu."

"Yakan gue beneran gak tau Changkyun. Salah alamat kali."

"Masa iya salah alamat sampe dua kali?"

Jooheon ikut bingung. Dia juga nggak tahu siapa pengirimnya. Satu hal yang Jooheon tahu, dia kesel sendiri jadinya. Siapa coba yang nekat gangguin Changkyun?

Changkyun cuma menggerutu dengan pelan. Kemudian mengambil jajanan itu dan ditaruh di loker.

"Lo terima?" Jooheon udah rada sensi lihat Changkyun malah masukin semua barang itu ke lokernya.

"Engga."

"Terus?"

"Nanti gue kasih siapa, satpam kek, apa siapa aja lah. Mubazir kalo gue buang lagi."

Jooheon mengangguk setuju dengan omongan Changkyun. Dalem hati, berniat buat mencari siapa pelaku dari semua ini.

•••••

"Joo ih."

Changkyun lama-lama kesel juga. Udah beberapa hari ini, selalu ada pemberian tanpa nama di atas mejanya. Dia sampe bingung, mau kasihin ke siapa lagi. Takutnya satpam sekolah bosen nerima pemberian dia.

Apalagi beberapa hari ini, barang di atas mejanya itu selalu disertai sticky notes kecil bertuliskan sapaan singkat.

Serasa menegaskan kalo seharusnya Changkyun nerima pemberian itu buat dirinya sendiri, bukan dikasih ke orang lain.

Jujur aja, Changkyun juga jadi separuh takut.

Sebenernya maunya apa sih?

Kalo ada urusan sama Changkyun, tinggal bilang aja langsung. Changkyun nggak gigit lagian. Yakali, dia bukan kanibal. Paling nanti cuma Changkyun sinisin dikit aja sih.

Shall We Date? [ Joo-Kyun ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang