2 ' mantan

277 45 18
                                    


"Loh, kak? Kita kenapa lurus?" tanya Chaca saat motor Jef lurus sedangkan motor Mark belok ke sebuah gang yang ada di samping tempat makan ayam geprek.

Jef membuka kaca helmnya dan sedikit memundurkan badannya, "bilang Mark, kita beli bensin dulu," Jef sedikit teriak karena takut tidak terdengar oleh Chaca karena mulutnya terhalang.

Chaca langsung mengeluarkan handphonenya dari kantung cardigannya, lalu mengabarkan Mark dan juga Yena sesuai dengan apa yang disuruh Jef.

Tidak jauh dari gang, mereka pun sampai di pertamina. Chaca berinisiatif turun dari motor, membuat Jef lantas menoleh ke Chaca dengan dahi mengkerut.

"Ngapain turun, dek?" tanya Jef.

Chaca baru sadar bahwa motor yang ia naiki bukanlah motor yang biasa dipakainya. Motor Jef memiliki tangki bensin di depan, jadi seharusnya Chaca tidak perlu turun dari motor. Chaca mencari alasan agar tidak terlalu malu di depan cowok yang baru saja ia kenal itu.

"M-mau beli cilok di depan sana," ucap Chaca sambil menunjuk tukang cilok di depan pertamina. Kemudian dirinya jalan ke tukang cilok itu dengan langkah cepat.

Terlihat sekali bahwa Chaca gugup karena harus berbohong. Jika helm dibuka, kalian akan melihat telinga Chaca yang memerah setiap melakukan kebohongan.

Anggap saja Chaca itu duplikat Pinochio yang hidungnya panjang bila berbohong, sedangkan Chaca telinganya yang memerah.

Setelah membeli cilok, Chaca menunggu Jef di dekat kolam ikan mujair. Selesai mengisi bensin, Jef menghampiri Chaca dan berhenti di depan gadis tersebut.

"Kok gak dimakan ciloknya?" tanya Jef sambil memasukan uang kembalian ke dompetnya.

"Buat nanti, kak," jawab Chaca, lalu naik ke jok belakang setelah Jef siap.

Motor pun kembali melaju ke rumah Mark.

- - -


"Thanks, bang!" seru Mark dari balkon lantai dua setelah Chaca dan Jef sampai di depan rumahnya.

Jef membalas dengan ibu jarinya. Kemudian beralih menerima helm yang diberikan Chaca.

"Terima kasih ya, kak."

"Sama-sama, Cha-?" Jef mencoba mengingat nama dari gadis itu. "Chaca, ya?"

Chaca mengangguk kecil.

Kemudian Jef mengaikatkan pengaman helm dan mengalungkannya di lengan kanannya. Motor itu kembali dinyalakan, "jangan lupa dimakan ciloknya," ucapnya lalu pergi dari hadapan Chaca.

Chaca berbalik dan mendongak. "Buka pintu nih?" tanyanya kepada Mark.

"Buka aja, bebek on the way ke bawah."

Benar saja, setelah Chaca membuka pintu gerbang, Yena datang sudah dengan celana basket pendek kebesaran milik Mark. Maklum, Mark selalu masuk ke ekskul basket sejak SMP sampai dijenjang kuliah pun masih mendaftarkan diri di UKM Basket.

Yena sedikit keluar dari teras rumah dan mendongak, "sekali lagi panggil gua bebek, gua tampol bibir lo ya!" ancam Yena, lalu memberikan Mark jari tengahnya.

Chaca hanya menggelengkan kepala melihat kelakukan dua temannya itu. Setelah melepas sepatunya, Chaca dan Yena masuk ke dalam rumah tersebut.

Suasana di dalam rumah sangat lah sepi. Chaca yang baru pertama kali ke sana, nampak kagum dengan interior rumah tersebut yang menurutnya sangat aesthetic. Dengan cat dinding abu-abu muda dan perlengkapan rumah yang memiliki warna putih, hitam, dan warna senada lainnya.

CHARISSA | JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang