41 ' ngapain ?

199 31 5
                                    















happy reading!











- - -

fokus; juniar











Drrt Drrt Drrt

Jef menolehkan kepalanya ke kiri, berniat untuk meminta bantuan Chaca menerima panggilan telepon dari handphonenya. Tapi ia urungkan karena gadis itu masih tertidur lelap sejak mobil ini memasuki gerbang tol.

Kebetulan mereka belum sholat maghrib dan sekalian juga mengisi bahan bakar mobilnya, jadi mereka melimpir ke rest area terdekat. Setelah memakirkan mobilnya, Jef menelepon balik orang yang meneleponnya.

"Halo? Kenapa, Jun?"

"Lo dimana? Kok rumah kosong?"

"Abis dari Ujung Genteng."

"Sama Chaca?"

"Iya. Dia mau ketemu mamah katanya, yaudah kita kesini."

"Alhamdulillah. Panik gua njir."

"Chaca gak bilang sama lo?"

"Enggak lah, kalau bilang juga gua gak bakal telepon lo. Yaudah gua balik aja."

"Lo di rumah? Tungguin aja, kita lagi dijalan pulang."

"Kelamaan, keburu beku gua di luar nungguin. Btw, Chaca mana?"

Jef melirik Chaca yang masih tidak bergeming dari tidurnya. "Tidur, Jun."

"Yaudah biarin aja. Lu hati-hati nyetirnya!"

"Siap!"

Panggilan pun selesai. Jef melepaskan seatbeltnya, lalu menoleh ke Chaca. Tangan Jef terulur  untuk menggoyang pelan lengan gadis itu. "Cha? Bangun..."

Tidak ada balasan. Membuat Jef sedikit mengencangkan goyangan di lengan Chaca sekaligus mencubit pipinya. Sekitar lima menit melakukan hal yang sama, Chaca pun akhirnya terbangun.

"Udah adzan, kak?" tanya Chaca dengan suara khas bangun tidurnya.

"Udah. Yuk, ke masjid." Jef keluar duluan dari mobil, lalu diikuti Chaca yang sudah menenteng tas kecil berisi mungkenanya. "Kita sekalian makan malam ya," kata Jef saat mereka sudah jalan berdampingan menuju masjid yang tidak jauh dari parkiran mobilnya.

Chaca mengangguk paham. "Aku duluan." Kemudian gadis itu memasuki masjid bagian kiri, tempat khusus perempuan. Sedangkan Jef pergi ke bagian kanan, tempat khusus pria.





- - -





Mari kita beralih ke keberadaan Juniar.

Setelah memutuskan panggilan telepon dengan Jef, lelaki itu kini masih berada di dalam mobilnya, ditemani derasnya hujan yang turun pada malam hari ini.

Mesin mobil memang menyala bahkan windscreen wiper terus bergerak untuk menyeka air hujan, tapi Juni masih enggan melajukan mobilnya dari depan rumah Jef.

Sampai dimana handphonenya berbunyi, menandakan ada panggilan masuk. Handphone yang masih ia genggam, kini ia angkat, melihat nama pemanggil di layar, dan menerimanya.

"Halo, Ra? Kenapa?"

"Lo dimana? Yang lain udah nunggu nih."

Juni baru teringat jika malam ini mau ngerjain tugas kelompok. "Eh iya, bentar, nih gua udah dijalan. Cafe bang Johnny, kan?"

CHARISSA | JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang