38 ' kalvin

165 35 4
                                    











happy reading!

part khusus Taeyong :)





- - -





Ting Nong!

Tristan mengerjapkan matanya saat mendengar bel apartementnya berbunyi nyaring, berulang kali, bahkan seperti tidak diberi jeda untuk Tristan sekedar mengumpulkan nyawanya.

Dengan langkah malas, lelaki itu jalan ke pintu apartement, melihat ke layar monitor siapa pelaku pemencetan bel tanpa belas kasihan itu. Bola matanya merotasi melihat orang di luar sana tersenyum cerah.

Ceklek

"Lama banget sih, aku'kan pegel diri di sini!" omel gadis itu setelah Tristan membuka pintu.

Tristan mengurut pelan dahinya. Bagaimana tidak pening dahi Tristan? Baru buka pintu sudah disemprot omelan dari gadis yang beda enam tahun darinya itu.

Gadis itu memasuki rumah Tristan sambil mengendus bau yang tidak asing bagi indera penciumannya. Mata gadis itu menyipit, lalu menatap Tristan yang sudah duduk sambil memejamkan mata dan bersender di sofa.

"Mas minum lagi?" Gadis itu menghampiri Tristan dan duduk di sebelahnya. Tatapannya menyendu saat melihat wajah kakak laki-lakinya. "Ada masalah? Mau cerita ke Wina?"

Tristan tidak menjawab. Lelaki itu malah membawa Wina ke dalam pelukannya, pelukan yang sudah jarang Wina rasakan setelah kakaknya itu menetap di apartement dan jarang pulang ke rumah karena sibuk skripsi.

Wina mengelus punggung Tristan. "Udah makan?" tanyanya.

Kepala Tristan menggeleng, membuat Wina kegelian karena hidung kakaknya itu bergesekan dengan bahunya yang terekspos---memakai baju off shoulder.

"Wina bikinin sarapan, ya? Ada bahan apa di kulkas?"

"Gak ada apa-apa."

Kedua kalinya Wina kegelian karena napas Tristan tepat mengenai bahunya.

"Ya udah tungguin mba Nana nyampe berarti."

Mendengar ucapan Wina, Tristan refleks melepaskan pelukan itu dan beralih menatap adiknya itu dengan wajah kagetnya. "Ngapain mba Nana kesini?" tanyanya.

"Jemput, sekalian ke gereja bareng." Wina meraih remote televisi di meja, menyenderkan badannya pada kepala sofa dan menyalakan televisi tersebut.

Tristan sendiri sudah beranjak meninggalkan gadis itu di ruang tamu dan bergegas untuk membersihkan kamarnya yang sudah seperti kapal pecah. Bantal dan selimut berserakan di lantai, belum lagi sprei kasur yang sudah tidak jelas bentuknya.

Drrt Drrt Drrt

Wina merogoh sling bagnya, lalu mengeluarkan benda pipih berwarna putih. Dahinya mengkerut saat membaca nama pemanggil di layar handphonenya. "Ini kutu kupret tumbenan amat video call gua," gumamnya, lalu menggeser slide hijau di layarnya.

"SELAMAT PAGI, SELAMAT DATANG DI HATI HANAN. ASEKKKKK."

Wina merotasikan bola matanya, malas menanggapi Hanan di sana.

"Win! Dicariin Chandra nih!" Hanan mengarahkan kamera belakangnya ke seseorang yang sedang men-dribble bola basket di lapangan. "Kangen, gak?"

CHARISSA | JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang