23 ' secret

172 33 17
                                    















"Argh."

Chaca memegangi kepalanya yang terasa pusing setelah membuka kedua matanya. Dengan sedikit kesusahan, Chaca menduduki dirinya, menyender pada kepala kasur, dan berusaha menetralkan pening di kepalanya.

Setelah agak mendingan, Chaca yang hendak pergi ke kamar mandi, kembali terduduk dipinggir kasur saat pintu kamarnya terbuka. Kemudian masuk lah seorang gadis sambil membawa nampan yang berisikan semangkuk sup dan segelas air putih.

Gadis itu meletakkan nampan itu di nakas samping kasur Chaca, lalu berdiri di hadapan Chaca. "Udah enakan, dek?" tanyanya.

"Masih agak pusing dikit, kak."

"Mandi dulu, abis itu dimakan ya supnya. Biar netralin mabuk kamu yang semalem," ucap gadis itu sembari tersenyum dan mengelus lengan kiri Chaca.

Chaca mengerutkan dahinya. Hah? Mabuk? Gua semalem mabuk?

Ingatannya langsung beralih ke acara semalam. Dimana dirinya mengambil satu gelas di deretan khusus minuman tanpa membaca terlebih dahulu jenis minuman apa yang ada di dalam gelas itu.

Meminumnya dengan sekali teguk, dan berakhir disitu, tidak dapat mengingat lagi kelanjutannya seperti apa.

"Aku mabuk, kak?" tanya Chaca yang masih tidak percaya dengan apa yang terjadi padanya.

Senja. Gadis itu kini sudah duduk di sebelah Chaca, "iya. Kamu gak inget?"

Chaca menggeleng. "Ini pertama kalinya aku mabuk, aku gak sengaja minum itu" lirihnya sembari menutupi wajah dengan telapak tangannya. Menyesal dengan apa yang sudah ia lakukan semalam.

"It's okay, kamu gak sengaja." Senja beralih mengusap punggung Chaca. "Sekarang kamu mandi ya..."

Chaca mengangguk, lalu bangkit, dan berjalan lemas menuju kamar mandi. Senja juga ikut keluar dari kamar dan jalan ke ruang tengah yang sudah ada Dota dan Tristan. Senja duduk di sofa sebelah Dota, sedangkan Tristan duduk di single sofa.

"Gimana? Udah bangun anaknya?" tanya Dota.

"Udah. Lagi mandi." Senja mengarahkan matanya ke penjuru rumah, "bunda kemana dah?" tanyanya. Soalnya tadi gak sempet nanya, baru sampe langsung disuruh ke kamar Chaca.

Tristan yang lagi asik scroll timeline menjawab, "keluar kota kata Juni mah."

Senja mengangguk paham. "Terus ini si Juni kemana?"

"Ada kelas pagi," sahut Dota. "Lo ada kelas jam berapa?"

Senja mengecek jadwal kuliahnya hari ini, "jam satu."

"Okay. Nanti temenin gua ke perpus dulu."

"Tumben???"


- - -

Karena ada kelas jam satu nanti, Chaca mau tidak mau berangkat bareng Tristan. Kalau minta dijemput Juni, kasihan orangnya bolak balik, jarak rumah ke kampus lumayan jauh, belum lagi nunggu Juni selesai sholat jum'at.

Keburu kelasnya dimulai.

Biasanya juga setiap hari jum'at, Tristan yang jemput kerumah terus nganterin Chaca ke kampus. Ngerepotin emang, tapi ya mau gimana lagi, dari pada Chaca jalan naik ojol atau lainnya yang bersifat kendaraan umum, bisa-bisa Juni marah.

Juni kalau marah, nyeremin.

"Duluan ya, kak!" ucap Chaca setelah mereka sampai di depan kelas Chaca.

Tristan mengangguk, mengelus pelan pucuk kepala Chaca, lalu pergi ke gedung jurusannya.

Chaca masuk ke dalam kelasnya. Sampai di bangkunya, Yena langsung menyambutnya dengan senyuman. Membuat Chaca menatapnya heran. Kesambet apaan nih orang?

CHARISSA | JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang