26 ' cemburu ?

197 41 14
                                    






happy reading!






Chaca meregangkan kedua tangannya setelah satu jam lewat empat puluh menit berkutat dengan puluhan surat berbeda yang membuatnya pusing.

Bahkan hampir membuat lehernya sakit karena terlalu sering menunduk habis itu ke layar laptop, serta jarinya yang pegal karena tidak henti mengetik segala macam surat di laptop.

"Mamahhhhh, mau cepet-cepet nikah ajaaaa," keluh Yena sambil meregangkan badannya.

Chaca menoleh ke belakang, "gua bilangin ke mamah lo ya, Yen."

"Asal calon suami gue tampan terus kaya, gua ikhlas nikah sambil ngurus kuliah," kata Yena diikuti senyuman sambil membayangkan sesuatu di otaknya. "Mungkin kak Jef cocok."

Tak!

"Ngablu! Kuliah dulu yang bener! Baru pikirin nikah!" sahut Mark yang sebelumnya melayangkan pensil ke dahi Yena.

Yena meringis kecil, mengusap dahinya, lalu menoyor kepala Mark. "Sakit dahi gua, bahlul!"

Mark tertawa keras melihat wajah kesal Yena, karena menurutnya lucu. Lantas membuat Yena mendengus sebal, lalu kembali berkutat dengan surat-surat yang belum selesai di-input.

Chaca melirik jam dinding kelas, sudah hampir jam lima sore. Karena tugas sudah selesai, Chaca bergegas membereskan barang-barangnya. Kemudian menggendong ranselnya dan bangkit.

"Duluan ya!" pamitnya kepada Yena dan Mark.

"Dijemput siapa, Cha?" tanya Mark yang masih mengistirahatkan tangan dan matanya.

"Bang Juni," seru Chaca dari ambang pintu, lalu jalan lagi menuju ruang dosen untuk mengumpulkan tugas tadi yang sudah dikerjakan selama kurang lebih dua jam.

Harusnya kelas mereka sudah pulang satu jam yang lalu, tapi karena tugas itu harus dikumpulkan hari ini, mau tidak mau mereka menyelesaikan tugas di kelas.

Sesampainya di depan pintu ruang dosen, Chaca merapikan penampilannya yang sudah buluk karena berada di kampus dari tadi pagi hingga sore hari. Kemudian, mengetuk pintu tiga kali.

Chaca membuka pintu itu, masuk ke dalam, dan menutup pintunya. Lalu dia menghampiri ibu Seyu yang sedang sibuk dengan komputer dan beberapa kertas di sebelah keyboard-nya.

"Sore, bu," sapa Chaca setelah berdiri di dekat ibu Seyu.

Ibu Seyu menoleh dan sedikit mendongak, bibirnya terangkat menjadi sebuah senyuman. "Sore kembali, Charissa. Sudah selesai tugasnya?" tanyanya dengan suara super lembut.

Chaca mengangguk kecil, "sudah, bu. Ini." Chaca memberikan selembar kertas tugasnya ke ibu Seyu, "untuk hasilnya sudah saya kirim ke email ibu."

"Baik, terima kasih ya, Charissa."

"Sama-sama, bu. Kalau begitu, saya pamit."

Ibu Seyu mengangguk, lalu Chaca keluar dari ruang dosen. Tapi baru membuka pintu, Chaca memundurkan badannya saat mendapati seorang lelaki berdiri di sana. Lelaki yang tadi siang ia tinggal tanpa berpamitan atau sekedar mengucapkan terima kasih.

CHARISSA | JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang