32 ' prepare

156 43 8
                                    









happy reading!







- - -

"Okay. Nasi goreng ala-ala udah jadi. Sekarang gua ngapain?" tanya Chaca kepada dirinya sendiri sembari melepas apron yang dipakainya selama memasak. "Oh iya! Bangunin kak Jef, pasti tuh orang tidur lagi."

Chaca menyampirkan apron itu di kepala bangku, lalu jalan ke lantai atas untuk membangun Jef yang kini memang sedang nyenyak di atas kasur dengan tangan yang masih memegang buku tebal yang sudah tergeletak di sebelahnya.

"Kak?"

Panggilan Chaca hanya dibalas Jef dengan geliat pelan tanpa ada niatan bangun dari tidurnya. Membuat Chaca berdecak pinggang dan lebih mendekatkan dirinya ke pinggiran kasur.

"Bangun, kak Jef!"

"Sebentar. Lima menit lagi," sahut Jef dengan suara serak khas bangun tidur, tanpa membuka kedua kelopak matanya dan masih diposisi yang sama.

"Lima menit bagi kakak itu lima jam bagi aku---udah sana mandi, ih! Kita belum beli kue loh ini," kata Chaca sambil meraih sebelah tangan Jef dan menariknya.

Bukannya Jef yang bangun, malah Chaca yang ditarik Jef dan membuat gadis itu kini berada di dekapan Jef yang masih mengatupkan kelopak matanya dengan bibir yang melengkung ke atas.

"Jantungnya aktif ya, bund," goda Jef dengan senyum jailnya.

Chaca? Pipinya sudah memerah padam menahan malu, makanya sekarang dirinya membenamkan wajahnya di dada bidang Jef tanpa ada niat bangun atau memberontak.

Nyaman. Itu yang dirasakan Chaca saat berada didekapan Jef.

Lelaki itu terkekeh kecil setelah beberapa menit Chaca tidak kunjung bangkit dari atas badannya. Maka dari itu, Jef menyamankan posisi Chaca menjadi tiduran disebelahnya masih dalam keadaan memeluk gadis itu.

Drrt Drrt Drrt

"Ck," decak kesal Jef saat benda pipih di nakas samping kasurnya bergetar.

Dengan wajah merah merona, Chaca beranjak dari kasur dan keluar dari kamar tanpa mengatakan sepatah kata pun kepada Jef yang kini hanya menatap kepergian Chaca.

Jef tersenyum tipis, lalu beralih mengambil handphone-nya dan membaca nama pemanggil di layar. Sebelah alisnya terangkat, tumben nih anak telepon

"Halo?"

"HALO!"

Jef menjauhkan handphonenya dari telinga kirinya sebentar. "Kenapa?"

"Aku main ke Jakarta minggu depan."

"Terus?"

Terdengar decakan kesal di seberang sana, "JEMPUT!"

"Gak ah, males."

"iHHHHH---"

"Stop teriak, gembul!"

"Okay! I'm sorry! Tapi bisa kan---"

"Bisa, sayang. Udah ya aku mau sarapan."

Panggilan diputuskan secara sepihak. Jef melempar handphonenya ke kasur, lalu mengelus telinganya yang sedikit mendengung karena teriakan seseorang di seberang sana. Jef turun dari kasur, lalu ke toilet untuk mencuci wajah dan menggosok gigi.

Di dapur, Chaca sedang melakukan sesuatu dan berdiri memunggungi Jef yang kini sudah berdiri menyender di dinding sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

CHARISSA | JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang