42 ' empat dua

231 40 13
                                    









happy reading!
1500+







- - -







Tepat pukul sebelas malam, mobil Daihatsu Terios memasuki gerbang perumahan yang sudah dibuka oleh penjaga perumahan itu. Setelah bercengkrama singkat dengan penjaga, Jef kembali melajukan mobilnya sampai rumah.

Dirinya keluar dari mobil untuk membuka gerbang rumah. Setelah terbuka lebar, Jef kembali masuk dan memarkirkan mobilnya di depan garasi. Setelah rem tangan di tarik, kepalanya menoleh dan mendapati Chaca yang sedang tertidur lelap.

Bukannya membangunkan Chaca, lelaki itu malah memandangi wajah damai Chaca saat tidur. Wajah yang seminggu terakhir ia selalu lihat, bahkan selalu ia pandangi sebelum benar-benar tertidur di kasur buatan gadis berpipi chubby itu.

Bibirnya mengulas senyum miris. Miris akan kebimbangan perasaan yang ia alami akhir-akhir ini. Dirinya bahkan belum bisa memilih antara Rose dan Chaca.

Jef sudah mulai menyukai Chaca, tapi dilain sisi Jef masih menyimpan rasa dengan Rose yang kini berstatus sebagai mantan dan kekasih orang lain.

Putusnya Rose dan Jef juga bukan keinginan Jef sendiri. Dua bulan yang lalu mereka putus karena Rose akan menetap di New Zealand bersama keluarganya, namun belum genap dua bulan gadis itu sudah kembali ke Indonesia, kuliah di sini dan memiliki pacar di Bali.

Jef yang belum 100% move on itu pun masih ingin kembali menjalin hubungan dengan Rose, walaupun gadis itu sudah memilik pacar, dan dirinya tetap berusaha sebelum jalur kuning melengkung.

Terbukti setelah bertemu Rose, Jef tidak absen menjemput ataupun mengantar Rose kemana pun gadis itu ingin pergi. Semua upaya itu ia lakukan untuk membuat Rose memutuskan hubungan dengan pacarnya dan kembali menjalin kasih dengannya.

Tapi yang dia dapat hanya sebuah kalimat, 'aku bakal nikah sama Wildan bulan depan'

Begitu lah apa yang diucapkan Rose tiga hari yang lalu, sebelum Rose turun dari mobil setelah Jef menjemputnya di kampus gadis itu. Mulai hari itu juga Jef mati-matiin merutuki usahanya selama ini.

Jef mulai memikirkan perasaan Chaca yang pernah gadis itu nyatakan, walaupun pada saat itu Chaca hanya bilang 'kalau aku suka sama kakak, pendapat kakak gimana?'.

Jujur saat itu dirinya ingin berkata jikalau dirinya berterima kasih kepada Chaca karena sudah menyukainya. Tapi karena terlalu gugup dan ada gangguan setelahnya, Jef tidak sempat menyampaikan rasa terima kasihnya itu sampai sekarang.

Senyum Jef mereda saat Chaca mulai menggeliat dari tidurnya. Merasa terganggu dengan tatapan Jef yang tidak lepas sedari tadi. Akhirnya, kedua kelopak mata itu terbuka perlahan.

"Udah sampe?" tanya Chaca dengan suara seraknya. Gadis itu meregangkan ototnya yang terasa kaku setelah tidur dengan posisi sama selama hampir dua jam.

Jef mengangguk kecil. Enggan untuk mengeluarkan suara dan masih fokus memandangi Chaca, membuat gadis itu bingung, dan menatap pantulan wajahnya di layar handphone. Siapa tau ada bekas air liur atau ada sesuatu yang menempel di wajahnya.

"Kenapa?" Akhirnya Chaca bertanya karena dirinya tidak menemukan sesuatu yang aneh di wajahnya.

Jef terkekeh pelan, menimbulkan dimple manisnya. "Gak apa-apa, lo cantik pas tidur."

baru bangun loh ini, jangan bikin pipi gua panas deh

Chaca buang muka saat merasakan pipinya memanas mendengar ucapan Jef yang sangat chessy. "Cantiknya cuma pas tidur doang?" canda Chaca.

CHARISSA | JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang