1 ' nganter

499 52 10
                                    


Selamat membaca work aku ya :))))

Vote dan comment kalian berharga bagiku :))))


× × ×


"Cha, masih lama? Kakak udah ditungguin nih."

Juni--sang kakak, berdiri diambang pintu sudah dengan kaos hitam, celana jeans, dan juga almameter kampus warna kuning mustard yang bertender di bahu kanannya.

"Bentar," sahut Chaca--sang adik.

Gadis itu memoles tipis bibirnya dengan liptint tonimoly, lalu meraih handphone dan juga ranselnya. Kemudian menghampiri Juni dan merangkul lengannya.

Mereka pun beriringan ke teras rumah, lalu pamit ke seorang lelaki yang sedang membaca koran dengan kacamata yang hampir meleset dari hidung mancungnya.

"Ayah, kita berangkat kuliah dulu," pamit Juni seraya menyalami ayahnya diikuti Chaca.

"Belajar yang benar, jangan main terus," ucap datar sang ayah, lalu kembali membaca korannya.

Keduanya hanya menjawab dengan anggukan kecil. Kemudian mereka ke garasi dan masuk ke dalam mobil yang sudah dipanaskan sebelumnya oleh Juni.

Toyota Rush putih keluar dari gerbang dan langsung melaju dengan kecepatan sedang menuju kampus tercinta, Universitas Indonesia.

× × ×

"Nanti kalau udah selesai, telepon abang ya!"

Chaca mengangguk, lalu mencium sebelah pipi Juni sekilas, "bye!"

Kebiasaan dari kecil yang sangat sulit untuk Chaca tinggalkan, mencium pipi abangnya sebelum turun dari mobil. Gak tau, susah aja gitu kalau udah kebiasaan.

Setelah Chaca turun, mobil itu pun kembali melaju ke fakultas si pemiliknya.

Fakultas mereka berbeda. Chaca masuk ke fakultas ekonomi dan bisnis, sedangkan Juni fakultas teknik. Gedung mereka juga berbeda dan jaraknya cukup jauh satu sama lain.

Dan... Hari ini adalah tepat setahun Chaca berstatus sebagai salah satu mahasiswi di UI, kampus ternama yang Chaca idam-idam sejak masih dibangku akhir SMP.

Sebenarnya Chaca itu linjur--lintas jurusan. Di SMA Chaca berada di kelas IPA, tetapi saat akan kuliah Chaca memilih soshum dibanding saintek.

Gak tau, lebih nyaman pelajaran di IPS daripada IPA. --alasan Chaca saat ditanya oleh Juni.

"Cha!"

Langkahnya terhenti tepat di pertigaan koridor, lalu kepalanya menoleh ke sumber suara yang sudah cukup ia hapal.

Lelaki berkebangsaan Canada, Mark, dan juga gadis dengan rambut sebahu, Yena.

"Baru dateng?" tanya Chaca seraya jalan bersama di koridor yang cukup lenggang.

Mark menggeleng, lalu melirik Yena, "abis nganter Yena ke kantin."

"Lo udah sarapan, Cha? Nih gua beli roti sobek," Yena mengulurkan tangannya yang sedang memegang bungkus kresek kecil.

Chaca menggeleng, "makasih, Yen. Masih kenyang gue," tolaknya.

Mereka pun mengobrol ringan selama diperjalanan menuju kelas untuk kelas pertama.

CHARISSA | JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang