5 ' mcdonals

228 40 13
                                    



















"MARKKKK."

Chaca dapat mengetahui teriakan siapa itu tanpa melihat wajahnya. Jadi Chaca memilih tidak menoleh dan tetap fokus dengan handphonenya. Sedangkan kedua temannya, Mark yang dipanggil dan Yena menoleh ke sumber suara.

Kepala Juni menyembul tepat disebelah meja yang diduduki oleh Hena, teman sebangku Chaca yang duduk di pojok samping jendela. Hena sampai terkaget mendengar seruan Juni, bukan hanya Hena tapi anak kelas yang lain juga kaget.

Saat tahu bahwa Juni yang berseru, niat ingin memukul pun Hena urungkan.

"Ngapa, bang?" tanya Mark.

"Gua pinjem gitar lo lagi ya!"

"Pake bang, sepuas lo."

Chaca melirik Juni, "beli kenapa si, pake segala minjem."

"Kalo gua tetep gak bisa, sayang sayang duit gua buat beli gitar doang," ucap Juni. "Lagi nabung abang tuh."

"Nabung buat masa depan sama Yena ya, bang?" ucap Yena sembari menaik turunkan kedua alisnya.

Chaca mendelik, lalu meraup wajah Yena. "Ngimpi!" hardiknya dan dibalas Yena dengan wajah datar.

"Yena mau mas kawin apa?" tanya Juni, sebagai candaan.

"Cincin berlian 24 karat--"

"Twenty four karat magic in the air~" sergah Mark dan Chaca yang menyanyi dengan lagu milik Bruno Mars. Sedangkan Yena mendengus sebal, lalu menarik rambut kedua temannya itu.

Juni tertawa melihat kelakukan teman adiknya itu. "Dek, nanti pulang bareng Jef lagi ya, abang ada kelas tambahan soalnya."

Ucapan Juni sukses membuat Mark dan Yena menatap Chaca dengan tatapan terkejut.

Chaca mendengus sebal, "naik gojek aja aku," tolaknya.

Juni menggeleng patah-patah sambil menggerekkan jari telunjuknya ke kanan dan ke kiri, "oo tidak bisa, pulang sama Jef. Titik. Tidak ada penolakan."

Kedua kalinya Chaca mendengus sebal. Dengan terpaksa dirinya mengangguk dan menelungkupkan kepalanya pada lipatan kedua tangannya di atas meja.

"Thanks, Mark!"

"Anytime, bro!"

Setelah kepergian Juni, Mark dan Yena langsung menghampiri Chaca, bersiap meminta penjelasan dari ucapan Juni tadi. Chaca yang merasakan ada seseorang yang duduk di sebelah kanannya, mendongak.

Mark yang  habis menarik bangkunya menjadi di sebelah Chaca bertanya, "kapan lo pulang bareng bang Jef?"

"Yang kita tau lo cuma dianterin kak Jef sampe rumah Mark. Ini kenapa bang Juni bilang 'pulang bareng lagi'? Berarti lo udah pernah pulang bareng sama dia? Kapan?" Yena sudah duduk di bangku Hena, sedangkan pemilik tempat duduk pergi entah kemana.

Chaca menutup kedua matanya sebentar, lalu menatap Yena dan Mark bergantian, "kemarin," jawabnya.

"Woooh, aku mencium bau-bau pdkt nih," ucap Yena yang mana langsung mendapatkan jitakan cantik oleh Chaca. Dirinya pun mengelus dahinya sambil merintih kesakitan.

"Pdkt mata lo lima!" sungut Chaca.

Mark memegangi kedua matanya, "mata lima? Oh my god, menakutkan."

"Gue cuma dianter pulang, bukan pdkt. Dia juga temen abang gue, kan lo sering liat gua balik bareng temen bang Juni," jelas Chaca, meluruskan kesalah pahaman dari kedua temannya.

CHARISSA | JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang