Part ini isinya full masa lalu Pak Genta. Yang penasaran sama Mama dan Mami, di sini jawabannya.
Tarik napas dalam-dalam sebelum baca, soalnya 2.000 kata lebih. Hehe ....
Happy reading!
***
Kisah klise antara sahabat lawan jenis. Jika bukan keduanya yang saling menyukai, maka hanya salah satunya yang memiliki perasaan lebih.
Genta dan Manda di saat masa remaja adalah sahabat karib. Sejak SMA hingga kuliah mereka selalu sekelas, bagaimana tidak timbul kedekatan di antara mereka?
Bagi Genta, Manda adalah teman yang sangat baik. Walaupun perempuan, tapi dia tidak gentar pada laki-laki dan terkadang ikut bermain futsal. Ya, Manda memang setomboi itu dulu.
Manda mulai berubah saat kuliah. Dia sedikit demi sedikit mulai berdandan dan mengenakan pakaian feminim. Tentu ada alasan di balik perubahannya itu. Tanpa sadar, dia telah menyukai sahabatnya-Genta. Dia baru menyadari perasaannya itu saat Genta sering ingin bertemu dengan Rahmi-adik Manda yang berbeda usia setahun dengannya. Tak jarang juga, Genta menanyakan hal-hal kecil tentang Rahmi. Dan secara terang-terangan, Genta mengatakan bahwa dia menyukai Rahmi.
Manda tidak heran akan hal itu. Dia tahu tipe perempuan kesukaan Genta. Feminim dan lembut. Oleh karena itu, Manda yang tidak feminim sama sekali, mengubah penampilannya agar Genta meliriknya dan bisa menganggapnya lebih dari teman.
"Senyum lo ngejek banget. Gak usah ditahan. Kalau mau ketawa ya ketawa aja. Ngeselin tau kayak gitu," omel Manda. Giginya beregmeletak karena kesal. Matanya tidak mau menatap Genta yang kini terkejut dengan ucapannya. Dia lebih tertarik menatap teman-temannya yang bertanding futsal.
"Gue senyum biasa aja kok. Gue malah terpukau. Sejak kapan pemain cadangan kita jadi pemandu sorak?" ledek Genta. "Wait. Lo ...." Genta memalingkan wajah Manda agar menatapnya.
Seketika Manda menjadi gugup. Susah payah dia menelan salivanya. Hanya Genta yang bisa membuatnya seperti ini. Mata coklatnya yang tajam justru sulit untuk tidak ditatapnya. Hidungnya mancung, alisnya tebal, rahangnya terlihat kokoh dan kumis tipisnya membuat kadar ketampanan Genta meningkat.
'Sejak kapan dia berubah semaskulin ini? Semakin ganteng,' batin Manda.
"Lo lagi suka sama cowok?"
Granat. Dada Manda seperti meledak. Dia tidak mau perasaannya ketahuan. Namun, mata memicing seolah menyelidik, dan bibir yang sebentar lagi melanjukan ucapannya itu membuat Manda keringat dingin. Apa akhirnya Genta tahu kalau Manda menyukainya?
"Siapa?" tanya Genta lagi. Kemudian matanya mengamati ke lapangan, mencari tahu barang kali laki-laki yang membuat Manda mengubah penampilannya ada di antara para pemain futsal itu.
"Atma? Kayaknya bukan deh. Dia kutu buku. Oh! Pradana? Dia kan yang paling keren."
Tebakan Genta malah membuat Manda jengkel. Tentu kecewa juga menjalar. Bibirnya terkatup rapat, matanya agak memanas. Tidak bisakah Genta peka sedikit?
"Lo gak kenal!" kesal Manda yang langsung berlalu dari hadapan Genta.
Panggilan dari lelaki itu diabaikannya.
***
Mungkin cinta Manda pada Genta sudah sangat dalam. Jadi, meskipun Genta tetap mengejar adiknya, Manda selalu berusaha menjadi sahabat yang selalu ada. Namun, Manda tidak pernah menyangka kalau Genta sangat serius pada Rahmi.
Lelaki itu berjuang dengan keras meniti karirnya agar bisa menjadi pria idamannya Rahmi. Padahal Manda kira, jika dia mengatakan bahwa tipe pria idamannya Rahmi itu tinggi-walaupun itu bohong-maka Genta akan menyerah. Ternyata dugaannya salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dopamine
Romance[16+] Spin off "The Teacher Becomes a Mom" (Mohon bijak dalam membaca) Dopamine adalah salah satusenyawa di dalam otak yang mampu memberikan kebahagian. Naufal adalah dopamine bagi Riana. Setiap dia terperosok dalam 'lumpur hisap', Naufal selalu men...