Tadi aku baca ulang, ternyata ada salah ketik.
Siapa tau ada yang nemu salah ketik lagi, yang seharusnya "Papi" malah jadi "Papa". Diriku kayaknya belum bisa move on dari Papa Rafa 😌 Padahal Pak Rafa sama Pak Genta beda buanget, baik dari visual, umur, ataupun sifat.
Sekalian bantu cek typo lain ya.
Happy reading!
***
Bak kuncup bunga yang hampir merekah. Naufal bahagia bisa bertemu Riana setelah mereka berpisah. Namun, nampaknya Riana tidak menunjukkan wajah bahagia.
"Kenapa, Na?" Naufal jadi gusar. Awalnya dia pikir Riana akan mengajaknya balikan, tapi melihat wajah murung perempuan itu, Naufal jadi memikirkan macam-macam.
"Fal, kemarin ...." Riana yang sejak tadi menunduk, memberanikan diri untuk menatap manik mata Naufal.
"Kemarin?" tanya Naufal, karena Riana tak kunjung melanjutkan ucapannya.
"Kemarin ...." Rasanya ada yang menyesakkan dadanya. Dia tidak yakin kalau Naufal akan menerimanya lagi. "Sebelum itu, aku mau nanya."
"Iya, nanya aja." Jujur, Naufal tidak sabar menunggu inti pembicaraan ini.
"Apa kamu cinta aku?"
"Tentu saja. Aku lagi berusaha supaya papimu mau terima aku," jawab Naufal tanpa keraguan.
"Seburuk apapun aku? Secacat apapun aku?"
"Kamu kenapa, Na?" Naufal merasa aneh dengan pertanyaan Riana.
"Jawab aja, Fal," pinta Riana.
"I know you so well, and I think you know me so well. So, why you asked it? You know the answer, Na. I love you so much. Apapun keadaanmu. Aku tetep cinta kamu, Riana."
Riana menarik napas dalam, mencoba mengumpulkan keberanian.
"Walaupun aku lagi hamil anak orang lain?"
Deg!
Naufal terhenyak. Pikirannya bergerak cepat. Apa maksud dari pertanyaan Riana? Apakah perempuan itu sakadar bertanya atau karena memang dia mengalami hal yang ditanyakannya itu?
Naufal menggeleng saat Riana mulai menangis dengan kepala tertunduk. Sekarang dia merasa pikirannya kosong, terlebih saat Riana menunjukkan benda keramat ke atas meja. Untung mereka berada di ruang privat. Riana sengaja mengajak Naufal ketemuan di restoran yang memiliki ruang VIP.
"Aku juga cinta kamu, Fal. Tapi ...."
"Siapa?" potong Naufal cepat. Dia tidak mau mendengar kelanjutan kalimat Riana yang sudah dia tahu apa. Dia bukan pria awam apalagi bocah yang tidak mengerti arti dua garis merah di testpack.
Riana menggeleng.
"Siapa orang itu, Na?!" Suara Naufal meninggi. Antara marah dan kecewa. Entahlah, dia merasa bukan marah dan kecewa pada Riana, melainkan kepada dirinya sendiri yang tidak mampu menjaga perempuan yang dicintainya. Jelas Naufal tahu kalau Riana bukan perempuan yang sembarangan memberikan dirinya. Riana tidak semurahan itu.
"Aku gak tahu, Fal. Hiks ...," jawab Riana di sela isakannya. Tangisnya malah semakin menjadi saat Naufal meninggikan suaranya.
Naufal mengacak rambutnya dengan frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dopamine
Romance[16+] Spin off "The Teacher Becomes a Mom" (Mohon bijak dalam membaca) Dopamine adalah salah satusenyawa di dalam otak yang mampu memberikan kebahagian. Naufal adalah dopamine bagi Riana. Setiap dia terperosok dalam 'lumpur hisap', Naufal selalu men...