22. Rumit

466 58 8
                                    

Seperti judul part ini. Hatiku juga rumit 😢
Aku kehilangan mood nulis berminggu-minggu 😭 Makanya baru up.
Ide ada sih, tapi mood nya itu loh, ya ampun.
Mood baca malah meningkat tajam. Baca komik, tapi 🙃

Semoga ini feel-nya nyampe.

Happy reading!

***

Apa yang menyakitkan di dunia ini?

Memiliki keluarga utuh, tapi tidak ada keharmonisan di dalamnya.

Sebelum bersama Naufal, Riana tidak memiliki tempat berpulang, di mana kita bisa melepas penat, berbagi cerita, dan kasih sayang. Kehangatan yang mungkin dirasakan kebanyakan orang di rumah, tidak pernah dirasakannya. Selama ini, rumahnya memang tidak memiliki 'penghangat'.

Hanya Bu Manda yang membuat Riana masih mau pulang sampai saat ini. Namun, seperti anak bayi yang tidak tahu apa-apa, Riana juga tidak tahu rahasia besar apa yang telah keluarganya simpan.

Riana memang selalu mempertanyakan kenapa sikap papinya tidak pernah lembut pada kelaurganya sendiri, tapi dia tidak pernah mendapat jawabannya.

Pertanyaan lain pun sering muncul, seperti mengapa Bu Manda tidak meninggalkan Pak Genta saja? Hal ini selalu dijawab Bu Manda dengan jawaban yang tidak dimengerti Riana.

Sampai Riana menyakini bahwa papinya sendiri adalah orang jahat, dan mamanya adalah orang yang sangat baik. Terlepas dari mereka berdua memiliki hubungan darah dengannya.

Semua kepercayaan Riana selama 27 tahun seketika runtuh hari ini saat dia tidak sengaja mendengar pertikaian Pak Genta dan Bu Manda di rumah. Niat hati ingin pulang dan memeluk Bu Manda, lalu mencurahkan isi hatinya tentang Naufal, tapi kenyataan yang baru saja didengarnya membuat hatinya terasa tercabik-cabik.

Awalnya, Riana pikir kedua orangtuanya bertengkar hal seperti biasanya. Namun, semakin dia mendengar, rupanya mereka sedang membahas hal yang tidak pernah Riana ketahui sebelumnya.

Bagaimana bisa mereka menyembunyikan kenyataan besar seperti itu?

"Riana?!" kaget Bu Manda saat Riana sengaja membuat suara untuk menunjukkan keberadaannya di ruang tengah ini.

Wajah sembab Bu Manda berubah menjadi terkejut. Pak Genta juga tak kalah terkejutnya. Kenapa tiba-tiba Riana ada di rumah ini?

"Apa yang aku dengar tadi?" Suara Riana terdengar bergetar. Tangannya mengepal untuk menahan emosi. Mata merahnya bekas menangis semalaman, memicing tajam pada kedua orang tua di depannya.

"Ana, maafin mama." Bu Manda beringsut meraih tangan terkepal Riana untuk digenggam. Namun, Riana lebih dulu menghindar.

"Apa itu benar, Ma ... Pi?" Riana menatap Bu Manda, lalu menatap Pak Genta.

Pak Genta hanya memalingkan wajah. Tanpa menjawab pertanyaan Riana, dia berujar, "Papi mau istirahat. Kamu pulang saja, Riana."

Seperti berusaha menghindar, Pak Genta lantas menaiki tangga menuju kamarnya di lantai dua.

"Ma ...," lirih Riana. Tatapannya nanar menatap Bu Manda yang berderai air mata. Dia tidak ingin memercayai, tapi tindakan Bu Manda yang terus mengucapkan maaf membuatnya harus memercayai.

***

Sejauh ini, Naufal pikir dia selalu sukses membuat orang-orang di sekitarnya bahagia. Namun, ternyata Riana dengan segala perasaan bersalahnya yang selalu muncul di hatinya adalah orang yang sulit dibahagiakan.

DopamineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang