CLEFT [16]

476 34 11
                                    

Setelah menemukan apa yang ia cari semalam di apartemen Endy, Steffi masih memikirkan langkah selanjutnya. Ia tidak boleh gegabah dalam mengambil sikap. Bisa-bisa bukan hanya dirinya yang terkena masalah.

Memikirkan itu membuat Steffi jadi sedikit lebih pendiam dibanding biasanya. "Lo kenapa sih, kayaknya dari tadi pagi diem mulu," celetuk Syifa yang sudah memperhatikan gelagat Steffi dari pagi tadi.
Steffi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Lagi ada yang gue pikirin sih sebenernya," kata Steffi menjawab pertanyaan Syifa.

"Mikirin apanih pacarnya Ndan? Kali aja si Ndan bisa bantu, ya kan Ndan?"

Iqbaal menatap sinis Upan yang seenaknya bicara. "Knapa?" Tanya Iqbaal menatap Steffi dingin.

"Tuh kan, si Ndan tuh gitu Steff, belaga gak peduli. Padahal mahhh,"

"Jangan ngebangunin macan tidur lo Pan," peringatkan Aldi.

Upan terkekeh geli dan menunjukan jari peace ke arah Iqbaal. Mereka semua masih setia menatap Steffi yang tetap diam meski sudah di tanya oleh Iqbaal. "Jalan yuk Bay pulang sekolah," ucap Steffi spontan diiringi senyum jahilnya.

Kira-kira kalo gue pancing Iqbaal, bisa gak ya? Batin Steffi menerka. Memancing Endy tidak semudah yang dibayangkan, apalagi sekarang hubungannya dengan Endy tidak bisa dibilang baik-baik saja.

Chat dan telpon Endy tidak ia gubris dari semalam. Sengaja memang. "Woyyy, ngelamun mulu," beo Upan yang melempar isi snack ke arah Steffi.

"Anjinggg lo Pann."

"Waaaa cewe lo Ndan, emang sebelas duabelas sama lo mulutnya. Gak ada bener-benernya."

Perkataan Upan dibenarkan oleh anak-anak Aligator yang lain. "Manis dikit lah Steff kalo ngomong," nasihat bang Kiki lembut.

"Ngeselin sih, bang."

"Katanya nih ya, jodoh itu cerminan diri. Berarti si Ndan sama si Steffi emang beneran jodoh." Bukannya takut dengan tatapan tajam milik Iqbaal, Upan malah semakin menggoda pemimpinnya itu.

"Bayy, gimana? Mau kan jalan sama pacar lo ini?" Tanya Steffi lagi. "Kan waktu itu kita gak jadi jalannn," rengek Steffi yang mengingatkan Iqbaal dengan kejadian malam itu.

"HAH, GIMANA GIMANA?" Ucap heboh Upan menatap Steffi dan Iqbaal bergantian. Upan lalu menatap Iqbaal dengan jahil sambil menunjuk leadernya itu, "udah mulai ya Ndann?" Gumamnya tengil.

"Dari awal juga udah suka."

Celetukan siapa itu? Ya kalian pasti taulah siapa yang biasanya berucap to the point dan tepat sasaran. Angga. Pacarnya Syifa.

"Kamu tuh ya Ngga, kalo ngomong suka bener."

Bastian menepuk bangga pundak Iqbaal. "Gue suka gaya lo, Ndan," bisik Bastian pelan.

Iqbaal yang dari tadi menjadi bahan pembicaraan hanya diam saja mendengar itu. "Zee, ayo jalan sama gue," katanya dengan santai.

Steffi melotot tajam ke arah Iqbaal, bisa-bisanya malah mengajak Zidny. Kan tadinya Steffi yang ngajak Iqbaal pergi, kenapa jadi tuh anak ngajakin gebetannya. Sue banget kan.

Zidny menggeleng pelan, "kamu jalannya sama Steffi aja, Baal. Kan dia ngajakin kamu jalan?"

"Aku maunya pergi sama kamu."

"Tapi kan Steffi yang pacar kamu, Iqbaal."

"Cinta gak bisa dipaksa Zee. Aku cinta nya sama kamu."

Zidny menendang pelan kaki Iqbaal dari bawah meja, bermaksud menegur laki-laki itu yang bicara nya kelewatan. Suasana di sana menjadi canggung karena perkataan Iqbaal pada Zidny.

CLEFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang