CLEFT [27]

565 37 29
                                    

Setelah Iqbaal membawa Steffi ke rumah disabilitas waktu itu, perasaan Steffi menjadi lebih baik. Ia rasa, masalah yang ia hadapi sekarang, jauh tidak ada apa-apanya dibanding masalah yang anak-anak itu hadapi.

Anak kecil berkebutuhan khusus yang bernama Nadila dan Yura, berhasil menunjukan bagaimana manisnya seorang Iqbaal Akbar Farabi. Senyum pemuda itu yang tanpa beban. Iris mata nya yang menunjukkan kelembutan. Hingga tawa Iqbaal yang membuat Steffi merasa damai.

Entah sejak kapan tawa Iqbaal menjadi candu untuk gadis itu. Mengingat Iqbaal tak pernah sedikitpun menunjukkan kehangatannya di hadapan anak-anak Aligator maupun di hadapan Steffi. Jadi, saat Iqbaal menunjukkan hal langka itu wajar kalau Steffi sampai terpesona.

Steffi sesekali tersenyum mengingat bagaimana manisnya senyum cowok itu. Aisshh, ia jadi senyum-senyum sendiri sekarang.

Lemah banget sih lo Steff, masa kalah sama senyumnya dia doang!

Steffi mengusap wajahnya pelan lalu mempercepat kayuhan sepedanya. Iya, Steffi sedang bersepeda malam di sekitar daerah perumahan. Lumayan, bakar kalori.

Tin! Tin!

Steffi melirik sekilas ke arah cowok yang membunyikan klaksok motornya. Steffi malas meladeni. Mungkin hanya orang iseng.

Dugh!

Brakk!!

"Awshhh," ringis Steffi saat tubuhnya membentur aspal. Sepeda gadis itu di tendang oleh cowok yang mengendari motor sport tadi. Alhasil Steffi oleng dan terjatuh.

Steffi melihat cowok itu menghentikan motornya beberapa meter saja dari tempatnya sekarang. Steffi sendiri melepas helm sepedanya dan bangkit sambil membersihkan kotoran debu yang menempel di baju dan celananya. "Siapa sih tu cowok," omelnya pelan.

Steffi meneguk ludahnya kasar saat beberapa motor sport yang serupa berhenti di dekatnya. Ia dikepung.

Apa-apaan nih?

"Masih inget gue?" kata seorang pemuda yang sudah berada di hadapan Steffi dengan bersedekap dada.

Megantara, batin Steffi mengingat cowok itu. Astaga kenapa bisa ia bertemu si kampret musuhnya Iqbaal itu.

Megantara berjongkok di hadapan Steffi. Hal itu sontak membuat Steffi mundur. "Mau ngapain lo?" tanya Steffi ketus.

Megantara merogoh kantong jaket kulitnya dan mengambil sebuah plester. Cowok itu lalu menempelkan plester itu di lutut Steffi yang berdarah. "Mau tanggung jawab aja udah bikin lo luka." katanya lembut.

Sarap! batin Steffi murka. Steffi menatap satu per satu kawanan Megantara yang lebih dari 15 orang. Walaupun ia punya ilmu bela diri. Gak mungkin juga buat ngelawan mereka sendirian. Nyerahin nyawa yang ada.

Megantara menyentuh lembut pucuk kepala Steffi yang langsung ditepis kuat oleh gadis itu. "Gak usah pegang-pegang!" sentak Steffi lantang di hadapan cowok itu.

Mereka tertawa puas sudah membuat gadis itu marah-marah.

"Well, Stefhani Zamora. Si pacar multitalentnya Iqbaal Akbar Farabi. Cantik, bisa bela diri, main basket bisa, dan dipercaya jadi gitapati pula. Paket komplit emang. Tapi sayang, ada main juga sama Arfiandi Eka." tutur Megantara detail.

Glek. Mampus. Dari mana cecunguk itu tau soal dirinya.

Megantara maju guna mengikis jaraknya dengan Steffi. "Kalau pacar lo sampe tau soal Endy. Kayaknya bakal ada pertunjukan yang sangat memukau." bisik Megantara sambil mencengkeram kuat rahang Steffi.

"Jangan macem-macem Megantara!" peringatkan Steffi tegas. Ia langsung menepis tangan Megantara yang mencengkeram rahangnya kuat.

"Lo mau ikut sama gue dengan sukarela, atau mau dibawa secara paksa?" tanya Megantara memberi tawaran.

CLEFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang