CLEFT [58]

448 48 83
                                    

Tembus berapa comment yaa?

Jangan lupa komen per dialog lohh wkwk, mendekati ending lohh ini. Masa sepii kan?

****

Steffi yang biasanya lama saat mandi, kini mempersingkatnya. Sengaja, agar ia bisa cepat kembali ke depan ruang ICU untuk menemani Iqbaal. Setelah selesai dengan kegiatan mandinya, ia menggunakan baju ganti dari tote bag yang dibawakan Bani tadi.

Steffi mengeluarkan sepasang outfit dari tote bag itu. Kedua barang itu masih berlabel. Itu artinya baju dan celana ini baru.

Steffi membolak balik pakaian baru dari brand ternama itu. "Gila, Endy emang gak kaleng-kaleng kalo urusan gue." ucapnya bangga.

Steffi berpikir itu dari Endy. Ia yakin kalau Endy yang menyiapkan semua ini untuknya. Endy memang semanis itu kadang.

Steffi melepas label di pakaian yang akan ia kenakan. Setelahnya ia membalut tubuhnya dengan pakaian itu. Steffi berkaca dan memoleskan sedikit liptint di bibirnya agar tidak terlihat pucat.

"Gue udah selesai," kata Steffi yang sudah keluar kamar mandi dengan tampilan yang lebih fresh. "Ayo kita balik ke ICU." ajaknya antusias.

Bani menahan lengan Steffi agar ia tidak pergi begitu saja. "Lo gak mau nunggu pasien kamar ini dateng, Steff?" tanya Bani hati-hati.

"Nanti aja. Gue mau langsung ke ICU buat nemenin Iqbaal."

Bani tersenyum kecil dan akhirnya mengikuti kemauan Steffi saja. Mereka kemudian berjalan menuju lift yang nantinya membawa mereka ke lantai dasar dimana Iqbaal di rawat.

Steffi merasa jauh lebih baik saat sudah menyegarkan diri. Dan untungnya ia juga sudah sarapan tadi. Jadi, tidak akan ada drama perutnya sakit karena asam lambung. Mereka masuk ke dalam lift untuk ke lantai dasar.

"Btw, makasih loh Ndy buat baju sama celananya. Lo emang paling tau deh sama selera gue." ucap Steffi tiba-tiba.

Endy mengernyit, "kenapa makasih ke gue?" tanya Endy heran.

"Ini baju sama celananya dari lo kan?"

Endy menggeleng kecil, tidak lama pintu lift terbuka dan mereka bergegas keluar. "Kalo bukan dari lo, dari siapa dong?" tanya Steffi lagi.

Perhatian mereka teralih saat melihat beberapa suster dan dokter terburu buru melewati koridor. Entah kenapa perasaannya jadi tidak enak sekarang.

"Pasien yang baru masuk ICU katanya gagal jantung."

"Mana masih muda ya."

"Cakep banget lagi sus, saya tadi gak sengaja liat dia dibawa ke ICU."

Steffi, Endy, dan Bani yang mendengar sayup sayup pembicaraan dua suster yang melewati mereka mendadak khawatir bukan main. Ketiganya lalu berlari mengikuti Steffi yang sepertinya sangat kalut.

Di ujung koridor Steffi melihat anak-anak Aligator, Werewolf, dan Beesquad yang nampaknya sangat kacau. Steffi berlari menghampiri mereka. Kaca transparan yang tadinya bisa membuat mereka melihat keadaan di dalam kini ditutupi oleh tirai hijau.

Steffi menatap mereka, "kenapa kacanya ditutup?" tanya Steffi mencoba tenang.

Syifa merangkul Steffi erat. Bahkan ia memeluk Steffi. "Syif, jawab gue, kenapa ditutupin begini?"

Tangisan Angga yang pilu membuat Steffi semakin ketakutan. Steffi melepaskan pelukannya dengan Syifa, lalu perempuan itu beralih ke Angga. Ia menatap Angga yang bahkan tak sanggup menatapnya balik.

Steffi memegang erat pundak Angga. "Ngga, Iqbaal baik-baik aja kan?"

Angga terisak dan menumpukkan kepalanya di pundak Steffi. Entah kenapa tangisan Angga yang semakin menjadi jadi membuat Steffi semakin kalut. "JAWAB DONG NGGAAA!"

CLEFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang