Extra Part

542 53 44
                                    

Steffi duduk di balkon kamarnya sendirian. Menikmati selimir angin yang menerpa kulit mulusnya. Terdengar helaan napas berkali-kali dari perempuan itu.

Sebuah selimut tersampir lembut di pundaknya diiringi dengan seorang pria duduk di sampingnya. Pria itu masih mengenakan kemeja formal yang lengannya sudah ia gulung sebatas siku. "Kenapa diluar malem-malem gini bu Dokter?" tanyanya lembut sambil menarik tubuh Steffi agar bersandar di dada bidangnya.

Steffi menggeleng pelan, "lagi cari udara seger aja."

"Yakin cuman karena itu? Bukan karena kamu lagi mikirin dia?"

Steffi terdiam mendengar ucapan suaminya yang sialnya memang benar. "Maaf belum bisa lupain dia, sayang."

"Take your time sebanyak yang kamu mau. Kita udah bahas ini berkali kali. Aku baru pulang kerja dan lagi males buat ribut." kata pria itu yang sontak ingin beranjak pergi namun ditahan oleh Steffi.

"Jangan pergi, aku mau sama kamu sekarang."

"Percuma Steff, percuma kamu sama aku, tapi pikiran kamu gak sama aku."

Steffi mengalah dan membiarkan suaminya masuk ke kamar. Sedangkan ia kembali menatap langit dengan taburan bintang yang sungguh mempesona malam itu.

Steffi yang tidak ingin semakin larut dalam lamunanya memutuskan untuk segera masuk ke kamar dan menyiapkan baju ganti untuk suaminya.

Tok tok tok tok

Steffi menoleh ke arah pintu kamar yang diketuk. Perempuan itu beranjak dari ranjang dan membukakan pintu. "Kenapa Bina?" tanyanya pada pembantu rumah yang kerap ia sapa Bina.

"Ini Non, ada titipan paket buat Non Steffi."

Steffi mengernyit. "Paket? Dari siapa Bina?" tanya Steffi yang heran. Perasaan, dirinya tidak sedang memesan barang secara online. Lalu, kenapa ada paket yang nyasar ke rumahnya.

"Gak ada informasi soal pengirim sih Non."

"Okey, makasih Bina." kata Steffi sebelum menutup kembali pintu kamarnya. Steffi menatap paket ditangannya dengan intens.

Siapa yang kirim? batinnya bertanya-tanya. Ia duduk di tepi ranjang dan mengambil sebuah surat yang terselip di antara ikatan pita.

Steffi meletakkan kotaknya ke samping lalu fokus membuka surat itu.

To: Steffhanie Zamora

Hai, Steffi
Apa kabar?
Semoga kamu baik baik aja ya Steff.
Oh iya, ini aku nemu sesuatu waktu beres beres kamar Almarhum. Dan kayaknya ini emang ditujuin buat kamu.
Semangatt buat pulih ya Steff.
Salam buat mas suami, ehe.

Love
Dein

Steffi tersenyum kecil, ia lantas meletakkan surat itu di samping kotak lalu berganti mengambil kotaknya. Dengan pelan ia buka ikatan pita yang menghiasi kotak itu agar terlihat cantik.

Isinya sebuah kalung dengan bandul crown yang nampak begitu cantik. Ada selembar sticky note kuning yang tertempel di kotak perhiasan itu.

Selamat ulang tahun, cantik

Hari ini ia tidak sedang ulang tahun, tapi mendapatkan ucapan ulang tahun dari seseorang. Sepertinya ini kado yang sudah disiapkan pemiliknya jauh jauh hari. Dan, baru tersampaikan hari ini.

 Dan, baru tersampaikan hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CLEFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang