CLEFT [12]

444 30 4
                                    

Sehabis dari cafe bersama Beesquad, ia memesan taxi untuk mengunjungi Bascampe kawanan Endy. Sesampainya di sana gadis itu disambut cukup baik. "Ngapain?" Tanya Endy datar.

"Mau main sama temen-temen lo."

Steffi duduk di samping Endy dan menyandarkan kepalanya ke dada bidang laki-laki itu. Endy mengamati tangan Steffi yang memar memar. "Lo kenapa?" Tanya Endy khawatir sambil mengamati tubuh Steffi lebih lanjut.

"Gu,,gue, gak kenapa-napa."

Ajil ikut memperhatikan keadaan Steffi yang sepertinya habis baku hantam. Ia mengambil ponselnya di atas meja dan mengetikan pesan kepada seseorang untuk memastikan dugaannya.

"Salep memar lo mana?"

"Ketinggalan di rumah," jawab Steffi pelan.

Endy berdecak kesal mendengar itu, bisa-bisanya gadis ini ceroboh. "May tolong ambilin es batu," ucap Endy pada Umay.

Umay langsung bergegas ke dapur untuk mengambil apa yang diinginkan Endy. Laki-laki itu menempatkan beberapa cube es batu di sebuah wadah.

"Nih Bos," Umay menyodorkan wadah itu kehadapan Endy.

Endy mengambil wadah itu, lalu mengambil sapu tangannya di tas. Dengan telaten Endy mengompres memar memar yang nampak jelas tercetak di kulit mulus tangan Steffi.

Ajil memeriksa ponselnya saat mendengar notip. Megan ngincer dia, batin Ajil yang membaca balasan pesan singkat itu. Ajil meneruskan pesan itu dan mengirimnya ke Bani. Mereka lalu saling berpandangan dan beranjak dari duduknya masing-masing.

"Bos, kita pergi dulu, ada urusan," ucap Bani pada Endy yang masih fokus mengobati Steffi.

"Jangan lama," kata Endy memberi peringatan.

Bani dan Ajil mengangguk kompak, mereka pergi dengan menggunakan satu motor saja.

Steffi mengamati ketelatenan Endy dalam merawat dirinya. Dari dulu, perihal sayangnya Endy terhadapnya memang tidak diragukan lagi. "Bani sama Ajil mau kemana?" Kata Steffi bertanya-tanya.

Endy mengangkat bahunya acuh, tidak begitu tahu tujuan jelas dua anak buahnya itu.

Jojo dan Umay asik bermain play station, makanya sedari tadi dua sejoli itu tak bersuara. Sedangkan Debo tidur di kamar.  Devano hari ini tidak ke bascampe karena ada urusan keluarga yang tidak bisa ia tinggalkan.

"Setelah ini pulang, gue anter."

"Gamauu, nanti aja."

"Mau apa di sini?"

"Mainn sama lo."

Endy mengetuk pelan kening Steffi lalu mengalah. Ia lalu mengambil laptop nya di tas dan membuka nya di atas meja. "Mau nonton apa?"

"Dumbo," celetuk Steffi antusias. Ia lalu mengetik kan nama kartun itu dan langsung memplay nya saat menemukannya.

Steffi nonton kartun dengan bersandar di dada bidang Endy. Rasanya nyaman ketika ia bersama Endy.

"Kangen begini sama lo deh Ndy."

Endy tersenyum tipis, ia mengangguk singkat dan sesekali mengecup pucuk kepala Steffi. "Lo gak boleh kayak gini sama cewek lain ya!"

Endy lagi-lagi mengangguk. Steffi sendiri merasa begitu egois, ia tidak mengijinkan Endy bersama perempuan lain, namun ia sendiri malah melakukan hal sebaliknya.

"Ndy."

"Hm."

"Mo nanya," ucap Steffi sambil mendongak menatap Endy. Endy mengangkat sebelah alisnya, "apa?" Tanya laki-laki itu penasaran.

CLEFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang