CLEFT [51]

445 50 213
                                    

Ponsel Steffi berdering di atas meja sedari tadi. Nama pemanggil pun beragam. Ada Salsha, Syifa, Zidny, Iqbaal, sampai Bastian yang tak henti-hentinya bergantian menelpon gadis itu. "Lo gak mau angkat dulu telpon mereka?" tanya Afi yang sedari tadi lelah mendengar nada dering yang ditimbulkan.

"Biarin aja."

Beberapa kotak pizza tersaji di depan mereka, karena Afi yang memesan itu. "Kalian kenapa gak berisik kayak biasa? Gue ganggu ya?" kata Steffi sendu.

Umay tersedak mendengar pertanyaan itu. "Lo mau gue ngelawak bu Bos?" tanya polos pemuda itu. Steffi tersenyum kecil melihat wajah polos Umay lengkap dengan pipi chubby nya yang semakin menggembung karena terisi pizza.

"Mau gue nyanyiin gak Steff? Lo request deh mau gue cover lagu apa," kata Jojo yang sudah mengambil gitar dan meletakkan itu kepangkuannya.

"Gue aja yang nyanyi," kata Devano yang langsung mengambil gitar dipangkuan Jojo. "Bosen denger lu mulu," lanjut Devano lagi.

"Anjay," omel Jojo kesal. "Tapi suara gue mayan kan," katanya sombong.

"Iya lumayan dikit dari mimi peri," sahut Debo.

Devano mulai memetik senar gitar sesuai kuncinya dan bersenandung kecil.

"Apakah selama ini
Cinta yang ada
Hanyalah semu
Betapa... Sakitnya hatiku.....
Dan dirimu memilih dirinya
Hingga tak hiraukan cinta kitaaaa,,,"

"KETIKA DIA YANG KAU CINTA MENCINTAI YANG LAIN, BETAPA DALAMNYA TERLUKAA HATIKU," sahut sumbang anak anak Werewolf yang tahu lagu itu.

"Dan bagaimanakah ku harus meyakinkan diriku, saat ku dengar suaramu, ku tak mampu pergi," lirih Steffi kecil.

Afi mengusap kecil pundak Steffi. Ajil bangkit dari duduknya, "Bani, Devano, sama lo May, ikut gue." kata Ajil yang sudah mengenakan jaket boomber nya. Karena hoodienya basah kuyub tadi.

"Gue gak diajak?" tanya Jojo menunjuk dirinya sendiri.

"Ga guna."

Jleb.

Sahutan Ajil membuat Jojo cemberut. "Ikut aja lah ya?" tanyanya memohon pada Ajil.

"Gak ngerti bahasa manusia?"

"Mampus," celetuk Umay meledek.

"Kalian mau kemana?" tanya Steffi serak.

"Tugas negara, Steff." ucap Endy yang mewakili Ajil.

"Kita pergi dulu." ucap Ajil yang langkahnya diiringi oleh Bani, Devano, dan Umay.

Ajil sengaja mengajak Bani. Karena kontrol yang paling bagus di Werewolf itu ada di Bani. Sedangkan Devano dan Umay buat backingan tambahan kalau-kalau Ajil kalap kali ini.

"Kita gak bakal pake strategi apa-apa. Gue bakal langsung nyerang pertahanan mereka. Gue gak mau dibantah. Jangan bertindak tanpa aba-aba gue." ucap Ajil yang sudah ada di atas motornya dan mengenakan helm.

Mereka bertiga mengangguk dan mengikuti motor Ajil di belakang. Tanpa dijelaskan pun, kalian pasti tau kemana tujuan empat pemuda tampan itu. Markas Aligator adalah sasarannya.

***
Sementara itu, Iqbaal masih berusaha menghubungi pacarnya itu. Namun sama sekali tidak ada respon. Dijawab saja tidak.

"Panik lo?" tanya Angga datar.

"Menurut lo?" jawab Iqbaal tak kalah datar.

Iqbaal melempar ponselnya ke atas meja dan mengusap wajahnya kasar. "Sialan," umpatnya yang tidak tau kondisi.

CLEFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang