CLEFT [39]

394 43 35
                                    

Jangan lupa comment bawelnya tiap dialoggg ehehehe

***

Setelah mengetahui keadaan Bunda yang baik-baik saja. Steffi pamit pergi karena ada urusan. Gadis itu mengunjungi markas anak-anak Aligator.

"Loh Steffi?" sapa Upan yang terkejut mendapati Steffi masuk ke markas.

Mereka yang disana kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Steffi. "Mana Iqbaal?" tanya gadis itu lantang. Mencari keberadaan sang Komandan.

"Ndan lagi gak di markas, Steff." jawab Rayhan.

"Anjing."

Bang Kiki meraih tangan Steffi untuk didudukkan di sofa. "Kenapa Dee?" tanya Bang Kiki lembut.

"Iqbaal nonjokkin Ajil, bang."

"HAH?" heboh mereka bersamaan.

Aldi tersenyum kikuk. "K-kok bisa?" tanya Aldi heran.

"Stress kayaknya. Gak ngotak emang."

Bang Kiki mengusap usap punggung Steffi, bermaksud menenangkan gadis itu. "Ajil ngapain emang sampe bikin Iqbaal nonjokin dia?" tanya Bang Kiki.

"Cemburu kali bang," celetuk Upan sambil senyum jahil.

Steffi memijat keningnya dan bersandar pada sofa. Gadis itu mengambil ponselnya di tas. Lalu, mencoba menelpon Iqbaal.

Perihal Ajil, Steffi tau memar yang dimiliki pemuda tampan itu bukan karena kepentok pintu. Tapi, karena tidak ingin membuat Endy dan yang lain curiga jadinya ia percaya percaya aja sama apa yang dibilang Ajil.

Tidak begitu lama Iqbaal memasuki markas dengan hoodie hitamnya. Steffi langsung bangkit dan menarik Iqbaal keluar markas. "Kok di sini?" tanya Iqbaal heran.

"Sengaja nyamperin lo."

Iqbaal mengernyit mendengar itu. Ia menempelkan punggung tangannya ke kening Steffi. "Sakit lo?" tanya Iqbaal heran.

"Lo yang sakit!"

"Gue?"

Steffi duduk di kursi depan markas, diikuti Iqbaal yang duduk di hadapannya. "Lo ngapain mukulin Ajil?" tanya Steffi tajam.

Iqbaal diam tidak menjawab, ia menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi, lalu menaikkan kedua kakinya ke atas meja. "Urusannya sama lo apa?" tanya Iqbaal balik.

"Ajil itu sahabatnya Endy, Bay. Anak-anak Werewolf udah kayak abang-abang gue. Lo nyakitin salah satu dari mereka, lo gak cuman berhadapan sama Endy, tapi sama gue juga."

"Lo nganggep dia abang, dia nganggep lo adek gak?"

"Iyalah. Lo gak liat sikap Bani kemaren waktu nganterin gue. Dia aja sampe manggil gue Ade."

"Itu Bani. Bukan Ajil!"

Steffi memasang wajah anehnya. "Lah apa bedanya Bani sama Ajil. Sama-sama anak Werewolf kok."

"Gue gak suka berbagi."

Setelah mengatakan itu, Iqbaal masuk ke dalam markas meninggalkan Steffi yang masih berada di luar. "Apaan sih Ibaay, gak nyambung," celetuk Steffi heran.

Steffi menyusul pemuda itu dan masuk ke markas. Iqbaal sudah duduk manis di single sofa dan menatap Steffi yang masih berdiri menatapnya. "Pulang sana." kata Iqbaal mengusir.

"Jelasin dulu."

"Apa yang dijelasin?"

"Lo kenapa mukulin Ajil?"

"Siapa yang mukulin Ajil sih? Gak usah rese, bisa?"

Upan berdiri dan merangkul Steffi yang nafasnya naik turun karena emosi. "Duduk dulu tuan puteri," bisik Upan lembut. Upan membawa Steffi duduk persis di samping Iqbaal.

CLEFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang