CLEFT [19]

459 35 25
                                    

Seorang laki-laki dengan hoodie hitamnya masuk ke sebuah gudang yang beralih fungsi menjadi markas. Ia kemudian melepas kasar hoodinya dan melempar benda itu kesembarang arah. Tatapannya sangat tajam.

"Bisa santai gak?" tegur Bang Kiki yang menatap tajam leadernya. Bang Kiki menarik Iqbaal untuk duduk di sampingnya. "Duduk dulu, Baal."

"Gue ada urusan lain. To the point aja, gue ke sini mau bilang pernyataan yang sama. Gue, Iqbaal Akbar Farabi dengan ini menyatakan mengundurkan diri dari Aligator."

Iqbaal dengan tegas mengatakan kalau ia mundur dari Aligator. Hoodie kebanggaannya bahkan di lempar begitu saja kesembarang arah.

"Sebenernya kenapa, Baal? Kita semua bener-bener gak tau apa-apa." tutur Bastian menggebu.

Iqbaal menggebrak meja dan menepis kasar semua benda-benda yang di meja itu. "BAJINGAN," umpatnya tak terkendali.

Upan memijat keningnya yang mulai berdenyut. "Ndan, lo ngamuk-ngamuk begini percuma. Kita gak bakal ngerti." katanya santai. Tumben waras nih anak.

Napas Iqbaal benar-benar memburu dan mengabsen satu per satu mantan anggotanya dengan tatapan datarnya. Ia mengusap wajahnya kasar. "Dari kapan Han?" tanyanya to the point tanpa menatap si empunya nama.

Mereka lantas menatap Rayhan dengan tatapan kaget. "Apa yang dari kapan, Baal?" tanya Aldi mewakili pertanyaan yang lain.

"DARI KAPAN LO SAMA ZIDNY, ANJINGGG?" lontar Iqbaal dengan amarah yang memuncak. Iqbaal hendak bangkit untuk menerjang laki-laki yang duduk di single sofa dengan wajah yang menunduk. Sayangnya, ia ditahan kuat oleh Angga.

"Tega lo semua nikam gue dari belakang gini? Lo pada udah tau kan soal ini?" gumam Iqbaal dingin.

"Kita gak ada yang tau, Baal," jawab Karel yang notabennya lebih dekat dengan Rayhan. "Kita baru tau dari pertanyaan lo barusan."

"Siapa yang ngasih tau ini ke lo?" tanya Rayhan dengan tatapan tajamnya serta tangannya yang mengepal. "Gak usah dijawab, gue tau jawabannya." sambung Rayhan sambil bangkit dari posisinya.

Iqbaal ikut menyusul kepergian Rayhan, ia menyentak kasar tubuh tegap itu untuk menghadapnya. "Mau kemana bangsat? Urusan kita belum selesai." tutur Iqbaal marah.

Rayhan dengan kuat menyentak tangan Iqbaal yang menahan dirinya. Laki-laki itu menaiki motornya dan pergi meninggalkan markas, disusul dengan yang lainnya.

Suara motor sport milik anak-anak Aligator menderu kuat di jalanan Ibukota. Salip menyalip dengan kecepatan motor masing-masing. Mereka melaju kencang membelah jalanan yang lengang sore itu.

"MAU KE MANA SIH, HANN?" tanya Karel dibalik helmnya, ia sudah berhasil mengimbangi posisi motor Rayhan. "BALIK KE MARKAS, SELESAIIN BAIK-BAIK." sambung Karel tegas.

Ucapan-ucapan Karel tidak digubris oleh Rayhan. Ia tetap melaju kencang dengan motor sport miliknya. Anak-anak Aligator yang lain menyusul di belakang.

***

Setelah baikan, Endy membawa Steffi ke bascampe nya. Gadis itu mengaku rindu dengan kerecahan Umay, kemerduan suara Jojo dan Devano saat mereka bernyanyi, serta sikap Bani dan Ajil yang membuatnya seperti merasa memiliki abang baru, dan si Debo yang selalu anteng-anteng bae.

"Jadi, pabos sama bubos dah baekan ini?" kata Umay jahil.

Steffi tersenyum lebar sambil mengangguk antusias. "Dia mah mana bisa lama-lama jauh dari gue?" tutur Steffi dengan bangga.

"Emang kemaren kenapa siii?" tanya Umay penasaran.

"Gausah kepo!"

Umay kicep mendengar nada judes Endy yang sepertinya sewot. Padahalkan dirinya hanya nanya doang. "Nanya doang elah boss," ujarnya pelan sambil mengerucutkan bibirnya.

CLEFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang