38. Not Mine

1.4K 220 28
                                    

Happy Reading
.
.


Setelah sarapan, Sasuke pamit pada Naruto untuk kembali ke Tokyo. Sudah tiga malam ia habiskan di Enoshima, dan Sasuke masih memiliki pekerjaan yang harus diselesaikannya di kantor. Mungkin, akhir pekan berikutnya baru ia bisa kembali mengunjungi Naruto. Hal itu membuat Naruto merasa sedih, terlebih keluarga Shimura juga akan ikut pulang bersama Sasuke. Pada akhirnya, ia akan tinggal sendiri lagi.

"Jangan pasang wajah murung seperti itu, kau membuatku jadi malas pergi bekerja." Sasuke mengelus pipi gembil Naruto yang seketika membuat wajah wanita itu berubah merah dengan mata yang berkaca-kaca.

"Aku tidak mau ditinggal sendiri lagi," rengek Naruto. Semenjak mereka saling mengungkapkan perasaan masing-masing, Naruto sudah tidak sungkan lagi untuk bertingkah manja di hadapan Sasuke.

"Aku akan berusaha untuk kembali secepatnya." Sasuke meyakinkan. Jika bukan karena pekerjaan yang mendesak, Sasuke pasti akan lebih memilih menghabiskan waktunya berdua dengan Naruto di vila.

"Apa aku pulang ke Tokyo saja, jadi kita tidak perlu berpisah lagi?" usul Naruto yang spontan mendapat gelengan tegas dari Sasuke.

"Itu bukan ide yang bagus. Bersabarlah, aku janji, setelah semua permasalahan ini selesai, kita akan kembali ke Tokyo."

Naruto mengangguk. Untuk kali ini, ia hanya bisa mengalah, toh demi kebaikannya juga. "Jangan lama-lama..."

Sasuke tersenyum. Ia senang melihat sikap manja Naruto yang mana itu menunjukkan bahwa wanita itu sudah bisa membuka diri sepenuhnya untuk dirinya. "Iya sayang, aku janji. Kalau begitu, aku pamit dulu."

"Iya, hati-hati di jalan. Dan kabari aku jika sudah sampai."

"Pasti." Sebelum pergi, Sasuke mengecup lama kening Naruto. Beberapa hari ke depan mereka tidak akan bertemu, dan Sasuke pasti akan sangat merindukan Naruto juga bayi dalam kandungannya.

.

"Apa yang akan kau lakukan selanjutnya, Sasuke?" tanya Sai yang duduk di kursi sebelah Sasuke.

Sasuke yang mengemudikan mobil, menoleh sebentar ke arah Sai. Wajah bingung ditunjukkannya setelah mendengar pertanyaan Sai yang mengambang. "Maksudnya?"

"Aku tahu saat ini kau dan Naruto tengah menjalin hubungan, walau masing-masing dari kalian masih memiliki pasangan yang resmi. Pertanyaannya adalah, bagaimana caramu untuk bisa membawa hubungan kalian ke arah yang lebih serius? Aku tidak akan tinggal diam jika kau hanya berniat untuk mempermainkan Naruto. Aku mengenal Naruto hampir sepuluh tahun, jadi dia sudah ku anggap seperti adik sendiri."

"Aku akan segera mengakhiri pernikahanku," jawab Sasuke mantap.

"Atas alasan apa? Kenapa kau lebih memilih Naruto yang baru beberapa bulan kau kenal dibandingkan istrimu yang sudah lama kau nikahi?" tanya Sai. Ia ingin menguji seberapa besar keseriusan Sasuke terhadap hubungannya dengan Naruto.

"Cinta." Jawaban singkat Sasuke membuat rahang Sai mengeras. Sementara Ino hanya bisa menyimak di bangku belakang.

"Cinta? Apa jika suatu saat nanti, kau bertemu dan jatuh cinta dengan wanita lain, maka kau juga akan meninggalkan Naruto sama seperti kau meninggalkan istrimu?" tanya Sai geram.

"Tidak."

"Lalu?"

Sasuke tidak kesal ataupun marah dengan pertanyaan-pertanyaan memojokkan yang dilontarkan oleh Sai padanya. Justru ia merasa senang, karena dari sana ia bisa tahu bahwa ternyata banyak orang yang peduli dan sayang pada Naruto, kekasihnya.

Love AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang