72. Nasihat Ibu

704 77 3
                                    

Happy Reading
.
.

"

Tante cantik!" Gadis berumur empat setengah tahun itu berteriak memanggil nama sesosok wanita dewasa yang dikenalinya beberapa hari yang lalu di sebuah pesta.

Sosok wanita yang sedang mendorong troli belanjaan itu menoleh pada si pemanggil. Ia merasa familiar dengan suara imut yang memanggilnya dengan sebutan tante cantik.

"Kei?" Wanita itu tak lain adalah Hinata. Ia berbalik saat gadis kecil bernama Kei berlari ke arahnya.

"Tante cantik, sedang belanja, ya?" tanya Kei. Ia menghampiri troli belanjaan Hinata dan melihat isinya, karena tidak menemukan apa yang dicarinya, ia pun bertanya lagi. "Adik Ryu mana, Tante?"

"Oh, adiknya di rumah, sayang." Hinata menjawab. Ia menelisik penampilan Kei siang ini, gadis itu menggunakan baju seragam taman kanak-kanak, dan seperti biasa rambutnya diikat dua, kanan-kiri.

"Kei sama siapa kemari, Nak?" tanya Hinata. Tidak mungkin kan, dari sekolahnya Kei datang ke supermarket seorang diri.

"Sama nenek," jawabnya.

"Lalu mana neneknya?"

Kei menunjuk ke arah stan buah-buahan. "Itu di sana. Nenek sedang memilih buah, Tante."

"Ayo kita ke sana, nanti nenek mencarimu..." ajak Hinata.

"Iya, Tante."

Hinata meninggalkan troli belanjaannya sejenak, ia menemani Kei ke tempat sang nenek. Tanpa diduga, Kei menggenggam erat tangan Hinata, ia menggandengnya.

"Nenek!" panggil Kei.

Nenek Kei yang bernama Tsuma itu pun menoleh. Ia menemukan sang cucu bersama dengan seorang wanita yang dikenalnya tempo hari. Mereka bergandengan hangat, persis seperti ibu dan anak.

"Kei, Hinata?"

"Nenek, tadi aku ketemu sama tante cantik di sana." Kei menunjuk arah di mana troli Hinata berada.

"Selamat siang, Bu." Hinata menyapa ramah, tak lupa tersenyum.

"Siang, Hinata Belanja juga?" tanya Tsuma.

"Iya, Bu. Kebetulan kebutuhan di rumah sudah menipis," jawabnya.

Kei melepas tangan Hinata yang digenggamnya kemudian berlari menghampiri sang nenek. "Nek, belanjanya masih lama? Aku lapar..." rengeknya sembari menarik-narik rok panjang neneknya..

"Iya... sabar, sayang. Sebentar lagi nenek selesai." Tsuma mengambil beberapa buah secara acak dan memasukkannya ke dalam troli. "Hinata, lanjutkanlah belanjamu. Setelah ini kita makan siang bersama, ya?" ajaknya.

"Ta-tapi Bu-"

"Tante, mau ya..." Kei yang memohon dengan wajah polosnya membuat Hinata tak bisa menolak. Ia tidak ingin gadis kecil yang menggemaskan itu bersedih.

"Baiklah."

Hinata meneruskan kembali kegiatannya. Saat akan membayar, Tsuma langsung mencegahnya. Sebuah kartu debit diserahkan wanita paruh baya itu pada kasir untuk membayar belanjaan mereka berdua.

Sampai di luar, Hinata menyerahkan beberapa helai uang merah pada Tsuma

"Simpan saja uangmu!" tolak wanita paruh baya itu.

"Tapi, Bu..." Hinata merasa tak enak hati.

"Sudahlah, ibu ikhlas."

Mendengar itu, Hinata terdiam. Sepertinya Tsuma adalah tipe orang yang sukar ditolak kemauannya.

Love AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang