75. Penolakan

557 55 1
                                    

Happy Reading
.


.

Hinata telah sampai di sebuah restoran sesuai dengan alamat yang di kirim oleh Tsuma siang tadi. Wanita itu memerhatikan restoran mewah yang ada di hadapannya. Restoran ala Eropa yang menyajikan menu masakan Italia. Dulu, Hinata pernah datang sesekali dengan Sasori, saat mereka masih berhubungan dulu.

"Untuk apa Tsuma-san mengajakku makan malam di restoran mewah seperti ini. Bukankah kami hanya akan membicarakan masalah pengasuhan kei," gumamnya bingung.

Hinata melirik jam di pergelangan tangannya. Sudah pukul enam lewat lima puluh lima sore, hanya lima menit tersisa dari waktu janji temu mereka. Wanita itu segera melangkah masuk.

"Sudah reservasi sebelumnya, Nona?" tanya seorang pelayan ketika melihat kemunculan Hinata. Pelayan itu menyambutnya dengan senyuman ramah.

"Hm, ya. Reservasi atas nama Inuzuka Tsuma," jawabnya.

"Oh, baiklah. Mari saya antar."

Hinata mengekor si pelayan yang membawanya menuju meja yang telah dipesan Tsuma sebelumnya.

"Silakan, Nona!" Si pelayan berhenti di sebuah meja yang sudah diduduki oleh seorang pria. Hinata kaget ketika menemukan jika pria yang tengah duduk menunggu itu adalah Kiba, anaknya Tsuma.

"Inuzuka Kiba-san?" Setelah si pelayan pergi, Hinata tak langsung duduk. Ia menatap Kiba dengan kening berkerut.

"Duduklah, Hyuuga-san!" pinta polisi tampan itu.

"Ah, iya." Hinata duduk dengan kikuk. Ia memerhatikan sekitar dan tak bisa menemukan seseorang yang mengajaknya bertemu di restoran ini. Penasaran, lantas ia bertanya pada pria yang duduk di hadapannya.

"Di mana Tsuma-san?"

"Ibu? Beliau di rumah karena harus menjaga Kei," jawab Kiba.

"Oh..." Hinata hanya mengangguk dan suasana langsung berubah canggung.

Tak lama berselang, seorang pelayan datang dan membawakan hidangan pembuka makan malam mereka. Menu pembuka yang paling terkenal di Italia adalah Bruschetta. Makanan yang terbuat dari roti panggang yang di masak dengan bawang putih dan taburan rempah-rempah seperti olive oil, garam dan merica. Hidangan ini biasanya disajikan lengkap dengan tambahan saus tomat dan sayuran. Hinata menelan ludah begitu melihat makanan lezat di depannya. Rasanya tak sabar untuk segera mencicipi.

"Silakan makan, Hyuuga-san!"

"Ah. Iya."

Hanya butuh waktu lima belas menit, makanan yang porsinya tidak terlalu besar itu ludes. Hinata mengambil sapu tangan yang telah tersedia dan membersihkan mulutnya yang mungkin terdapat sisa saus tomat.

Hinata menatap Kiba yang sedang menikmati minumannya.

"Ada apa?" tanya Kiba. Hinata terciduk saat tengah memerhatikan pria yang bersamanya.

"Hm... kapan kita akan mulai membahas masalah pengasuhan Kei, Inuzuka-san?" tanya Hinata to the point. Ia tidak memiliki waktu yang cukup banyak untuk keluar karena ada sang anak yang menanti di rumah.

Love AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang