68. Harapan

676 93 7
                                    

Happy Reading
.
.


"Tente mau tidak jadi mama Kei?"

Deg

"Apa?!"

Dua orang dewasa di sana terkejut mendengar permintaan polos si gadis kecil.

"Sayang, tidak boleh bicara seperti itu!" tegur sang ayah.

"Kenapa? Aku mau punya mama, Pa. Aku tuh suka iri kalau melihat temanku ke sekolah diantar sama mamanya. Aku mau seperti itu juga!"

"Tapi sayang..."

"Papa jahat!" Kei merajuk. Ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang ayah.

Hinata hanya berdiri canggung melihat perdebatan ayah dan anak itu. Ia ingin pamit, tapi merasa tak enak hati.

"Hyuuga-san, maafkan ucapan anak saya..." kata pria yang berprofesi sebagai polisi itu.

"Tidak apa-apa kok, Pak. Saya mengerti, Kei masih anak-anak."

"Terima kasih."

"Hem, kalau begitu saya pamit ya, Pak. Anak saya sudah menunggu."

"Ya..."

Sebelum pergi, Hinata tak lupa berpamitan juga pada Kei yang masih merajuk.

"Kei, tante pergi dulu ya. Sampai jumpa." Ia mengusap pelan kepala itu.

"Huaa, Papa...." Setelah kepergian Hinata, Kei pun menjerit. Susah payah sang ayah menenangkannya.

"Papa jahat, Kei benci Papa..." Gadis kecil itu meronta-ronta di gendongan ayahnya. Tangan kecilnya turut memukul-mukul tubuh keras ayahnya itu.

"Kiba!" Seorang wanita paruh baya datang tergopoh-gopoh menghampiri Kei dan ayahnya.

"Ibu..."

"Kei kenapa, Nak?" tanya wanita itu pada putranya yang bernama Kiba.

"Biasa, Bu. Merajuk..." jawab Kiba.

"Ya sudah, biar ibu yang membujuknya."

Wanita itu mengambil alih Kei dari gendongan ayahnya. "Kau makanlah dulu, biar ibu yang jaga anakmu."

"Ya, Bu."

Pak polisi yang bernama Inuzuka Kiba itu menuruti ucapan ibunya. Ia menuju ruang pesta dan langsung mengambil makanan di meja prasmanan dan membawanya ke sebuah meja kosong.

Sembari menikmati makanan, mata Kiba tak lepas memandang ke sebuah meja dimana di sana berkumpul beberapa orang yang dikenalnya. Ya, siapa lagi kalau bukan Gaara, Hinata, Naruto dan Sasuke.

"Syukurlah hubungan mereka baik-baik saja," gumam Kiba.

Di kantor, ia pernah mendengar permasalahan yang sedang dialami Hinata. Wanita itu ditahan karena telah mencelakai istri dari pria selingkuhannya yang tengah hamil besar. Eh... tak disangka orang-orang yang dulunya berseteru kini sudah saling berbaikan dengan duduk bersama di satu meja.

.

Naruto dan Sasuke pamit pulang terlebih dahulu karena kasihan pada Reina yang sudah tertidur. Tak lupa mereka mengucapkan selamat pada pengantin yang berbahagia.

"Semoga kalian lekas menyusul," do'a Sakura yang langsung diamini oleh keduanya.

Tak lama setelah pasangan itu pamit, Gaara juga memutuskan untuk pulang. Ia berpamitan pada keluarga bibinya dan juga pada Sasori, sepupunya.

"Semoga kau cepat mendapatkan gantinya, Bro! Hidup sendiri itu tak enak," ledek Sasori seraya mendo'akan.

"Aku bukan kau yang terbiasa dikelilingi para wanita." Gaara balas meledek. Dua orang pria dewasa itu tertawa.

Love AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang